Suhardi Gerindra
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Gerindra Suhardi menganggap penampilan
Joko Widodo dalam debat calon presiden ke-3 kurang meyakinkan. "Ya
sangat kurang ditanya dua soal, jawabnya satu. Ditanya sana, jawabnya ke
sini. Ditanya soal Cina Selatan dia tidak tahu ada masalah," kata
Suhardi usai sidang di Holiday Inn Hotel Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/6/2014).
Meski menilai kurang, Suhardi yakin Joko Widodo telah
menyiapkan diri sebaik mungkin untuk debat bertema 'Politik
Internasional dan Ketahanan Nasional'. "Ya saya kira beliau sudah sangat
siap. Bagaimana siapnya kalau baru tahu sekian bulan, ya harus
belajar," kata dia. Partai Gerindra merupakan partai penggagas koalisi
pengusung Prabowo dalam pemilihan presiden tahun ini.
Tema debat kali ini,
menurut Suhardi lebih bisa dikuasai oleh Prabowo Subianto. Sebagai
Danjen Kopassus ke-15, kata dia, Prabowo telah melewati banyak hal.
Prabowo selama 40 tahun berperan di pertahanan, mengelola banyak bidang
sebagai komandan dan sangat tahu apa yang harus dibangun. "Sehingga
sangat bisa memberikan jawaban yang lebih rinci dan sangat baik. Yang
jelas Pak Prabowo jauh lebih baik."
Suhardi menambahkan bahwa
dalam semua sesi perdebatan hampir semua topik dapat dijawab oleh
Prabowo. Calon presiden dari Partai Gerindra tersebut dinilai Suhardi
punya kelebihan dari jawaban-jawaban yang diucapkan.
Sepanjang debat Prabowo banyak menekankan untuk menunjukkan politik internasional yang kuat maka harus kembali pada membangun ketahanan nasional yang dimulai dari memperhatikan kecukupan ekonomi masyarakat.
Mahfud MD
Debat capres ketiga telah selesai digelar. Tema yang dibahas adalah politik internasional dan ketahanan nasional. Ketua tim pemenangan pasangan Prabowo-Hatta Mahfud MD menilai capres Jokowi tak paham tema yang diperdebatkan. Jokowi tak mampu membedakan konsep pertahanan dan ketahanan nasional.
"Tadi Jokowi tidak paham ketahanan dan pertahanan. Ketahanan itu menyangkut urusan kita, kalau pertahanan terkait tentara," kata dia usai debat di Hotel Holiday Inn Jakarta, Minggu (22/6/2014).
Menurutnya jika Jokowi tak paham kedua hal tersebut sulit membuat kebijakan politik luar negeri. Jokowi, kata Mahfud selalu bicara postur tentara.
"Jadi memang agak susah membuat politik luar negeri kalau ketahanan dan pertahanan gak bisa bedain. Kalau ketahanan menyangkut air, kekayaan bumi tapi Pak Jokowi selalu bicara postur tentara," cetus Mahfud.
Fadli Zon
Salah satu persoalan yang dibahas dalam debat capres ketiga adalah sengketa Laut China Selatan. Wakil Ketua Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, calon presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak paham konteks pertanyaan dari Prabowo Subianto.
Fadli menilai, Jokowi tidak mampu menjawab pertanyaan tersebut. Karena seharusnya permasalahan ini menjadi juga tanggung jawab negara. Namun Jokowi mengatakan akan negosiasi dengan Tiongkok.
"Laut China Selatan, Jokowi tidak mampu menjawab itu. Itu masalah krusial. Tidak bisa konfrontatif," terangnya usai debat capres di Hotel Holiday Inn, Jakarta, Minggu (22/6/2014).
Fadli mengatakan, seharusnya Indonesia mengambil peran memimpin untuk menyelesaikan sengketa ini di negara-negara ASEAN. "Tapi kita harus engage (terlibat). Kita harus ambil inisiatif sebagai leader baru, bernegosiasi. Ini harus kita hadapi. Engagement bukan confront," ujarnya.
Sebelumnya, Calon presiden Prabowo Subianto sempat menanyakan kepada calon presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai perselisihan yang terjadi di Laut China Selatan. Jokowi menjawab tidak akan ambil andil dalam permasalahan tersebut.
Jokowi mengatakan, kedaulatan Indonesia tidak terganggu dengan adanya kasus di laut China Selatan. "Enggak ada. Tadi saya sampaikan enggak ada itu. Itu urusannya Tiongkok dengan Filipina," jelasnya usai debat di Hotel Holiday Iin, Jakarta Utara, Minggu (22/6/2014).
Namun, bukan berarti kata Jokowi, Indonesia tidak membantu untuk menyelesaikan masalah tersebut. "Oleh sebab itu peran kita adalah peran aktif mencarikan solusi, jalan keluar. Kalau itu memang bisa dilakukan. Tapi peran itu penting, karena apapun itu kita ini big brother," tutupnya.
Anis Matta
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta, menilai
pernyataan calon presiden RI nomor urut dua Joko Widodo (Jokowi) soal
sikap mendukung kemerdekaan Palestina dan keanggotaan di PBB tidak
terlalu penting.
"Tidak (penting)," kata Anis singkat saat ditanya wartawan usai debat capres di Hotel Holiday Inn, Jakarta, Minggu (22/6/2014).
Lagipula, menurut dia, membantu kemerdekaan Palestina adalah tugas konstitusi.
"Bagi siapa yang memimpin pemerintahan. Jadi itu bukan suatu yang spesifik. Itu sudah ada dalam konstitusi kita," kata Anis.
Capres yang didukung Anis dan PKS, Prabowo Subianto, memang sama
sekali tak menyinggung isu Palestina di visi misinya maupun saat
berlangsungnya debat capres malam ini.
Berbeda dengan Jokowi yang sejak awal di visi misinya, langsung
menyatakan sikap Jokowi-JK mendukung kemerdekaan bangsa Palestina, dan
mendukung keanggotaan Palestina di PBB.
PKS termasuk salah satu partai yang selama ini getol menyuarakan kemerdekaan Palestina.
Nurul Arifin
Politisi Golkar
Nurul Arifin mengatakan bahwa Joko Widodo atau Jokowi tidak menguasai
topik yang ditanyatakan Prabowo Subianto mengenai Laut Cina Selatan saat
dua calon presiden itu bertemu dalam debat ketiga Minggu malam.
"Soal
laut Cina Selatan, kelihatan sekali Jokowi tidak memahami masalah,"
kata Nurul yang juga juru bicara tim kampanye pasangan capres-cawapres
Prabowo-Hatta di Jakarta.
Pernyataan Jokowi yang menyebut
bahwa masalah itu bukan konflik kita dan buat apa kita ikut-ikutan,
menurut Nurul Arifin, merupakan pernyataan yang tidak relevan sama
sekali.
"Padahal konflik tetangga bisa berimbas ke negara kita.
Bukti bahwa Jokowi terlalu teoritis dan tidak bicara strategi. Sementara
Prabowo bicara penguatan Ketahanan Nasional itu secara bertahap. Mulai
dari penguatan dari dalam negeri dalam bentuk kesejahtraan dan
seterusnya," kata Nurul.
Pernyataan Jokowi soal membenahi batas-batas wilayah kita, ungkap mantan
anggota Komisi I DPR RI, menjadi bumerang karena dia sendiri tidak
memahami wilayah-wilayah perbatasan.
"Secara umum debat ketiga ini adalah panggungnya Prabowo," kata Wasekjen Partai Golkar itu menambahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar