Tingginya tingkat keterpilihan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden 2014 membawa konsekuensi bagi banyak pihak. Tak hanya pemerintahan Jakarta dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai kendaraan politik Jokowi.
Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang sudah resmi mengusung Prabowo Subianto untuk maju sebagai calon presiden, memiliki kalkulasi sendiri bila Jokowi ikut bertarung memperebutkan kursi RI 1.
Karena sangat gusar, mencoba menghalangi langkah Jokowi dengan alasan 'tak ada yang bisa gantikan Jokowi'. Oleh karena itu, Gerindra mengingatkan agar Jokowi fokus dulu terhadap penyelesaian masalah ibu kota yang kompleks dan tidak tertarik dengan isu ataupun opini terkait pemilihan presiden tahun ini.
Ketua Umum Gerindra Suhardi menyebut sikap partainya bukan karena ketidakmampuan Prabowo menghadapi Jokowi di setiap survei. Namun, perlu diprioritaskan pertimbangan matang dampak terkait bila benar bekas Wali Kota Solo itu dimajukan oleh PDIP di ajang pilpres 2014.
"Ya ini kan harus dilihat secara keseluruhan. Ada tidak yang mampu menggantikan beliau (Jokowi) dengan visi dan misi yang sama memimpin Jakarta? Enggak semudah itu kan. Fokus dan benahi Jakarta saja dulu," ujar Suhardi saat dihubungi detikcom, Selasa (31/12/2013).
Lagi pula, Suhardi menekankan, dalam pemilihan gubernur DKI lalu, Gerindra ikut pasang badan mendukung Jokowi untuk maju bersama kader Gerindra Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Menurutnya, secara logika jelas sulit diterima kalau dari posisi Gubernur DKI langsung melompat ke kursi Presiden. "Janji Pak Jokowi kan lima tahun memimpin Jakarta. Itu saja dulu yang diingatkan agar dilakukan," tegasnya.
Disinggung naiknya Ahok menjadi Gubernur DKI bila Jokowi resmi mencalonkan sebagai presiden bukanlah dianggap sebagai keuntungan Gerindra. Suhardi menekankan duet Jokowi dan Ahok harus fokus menyelesaikan persoalan Jakarta.
Ia juga menepis peluang Ahok cukup besar apabila maju sebagai salah seorang calon presiden atau wakil presiden. "Terus nanti yang ngurus Jakarta siapa? Ahok harus fokus temanin Jokowi. Kami belum ada soal itu," ujar Suhardi.
Meski demikian, Suhardi menghargai beberapa survei yang menyatakan elektabilitas suara Jokowi dan Ahok tinggi bila turun di ajang pilpres tahun ini. Apalagi, kinerja duet Jokowi
dan Ahok sejauh ini bergerak positif dengan proses penyelesaian masalah utama Jakarta seperti banjir serta macet.
"Semua masih proses. Banjir, macet kan belum selesai. Terus lanjutkan. Penanganan birokrasi lelang lurah dan camat bagaimana? Ya tentunya di tahun ini kita berharap jauh lebih baik," kata dia.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP Effendi Simbolon mengakui tingginya elektabilitas Jokowi selama ini bisa memberikan keuntungan bagi partainya dalam ajang pemilu legislatif dan presiden tahun ini. Namun, hal ini tidak bisa menjamin Jokowi langsung
maju sebagai capres karena yang menentukan adalah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Kami bersyukur. Elektabilitas Jokowi tinggi. Ini mungkin jadi pertimbangan Ibu Mega dalam menentukan nanti karena beliau yang punya wewenang," ujar Effendi saat dihubungi detikcom, Selasa (31/12/2013).
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar