Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akhirnya menyetujui proyek enam ruas
jalan tol dalam kota untuk dilanjutkan. Jokowi menyetujui proyek
tersebut dengan catatan ruas tol dalam kota tersebut dapat dipakai untuk
jalur busway dan transportasi massal lainnya.
Dalam pertemuan
tertutup yang dilakukan antara Jokowi dan Menteri Pekerjaan Umum Djoko
Kirmanto, Jokowi telah mendapatkan gambaran terhadap proyek enam ruas
jalan tol dalam kota tersebut.
Dengan melihat gambaran tersebut,
Jokowi meyakini proyek itu dapat memberikan kontribusi untuk mengurangi
kemacetan di Jakarta. "Tadi sudah dirapatkan bahwa akan mengurangi
macet, lingkar jaringan dan radial, saya menangkap itu ada kontribusi
untuk mengurangi kemacetan," kata Jokowi, di Kementerian PU, Jakarta,
Rabu (9/1/2013).
Setelah dijelaskan oleh Menteri Pekerjaan Umum
Djoko Kirmanto terkait proyek enam ruas jalan tol, Jokowi sepakat dengan
Djoko Kirmanto terkait alasan mengapa proyek enam ruas jalan tol dalam
kota tersebut harus dijalankan, yaitu karena kurangnya jalan dan
permasalahan transportasi umum.
"Ya memang kurang banyak, saya
menangkap itu ada kontribusi mengurangi kemacetan dengan catatan tol itu
bisa dipakai untuk busway dan transportasi massal lainnya," kata
Jokowi.
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan, untuk proyek enam ruas jalan tol, dari kajian sistem jalan, feasibility, semuanya sudah terkaji. Karena alasan jalan di Jakarta hanya 6-7 persen, proyek tersebut harus dijalankan.
"Untuk
Ibu Kota di mana pun masih sangat kecil, maka harus ditambah. Dilihat
dari sistem juga baik, jalan tol ini satu-satunya yang bisa dipakai
untuk public transportation," kata Djoko.
Djoko Kirmanto
pun memahami kalau dengan cara menambah jalan tidak akan menyelesaikan
masalah kemacetan. Oleh karena itu, harus ada perbaikan dan penambahan
transportasi umum.
"Jadi, untuk mengurangi kemacetan, tidak betul
kalau hanya menambah jalan, harus ditambah dengan transportasi umum,
semua transportasi publik," ujarnya.
Seperti diketahui,
pembangunan enam ruas jalan tol dibagi empat tahap yang rencananya
selesai pada 2022. Tahap pertama, ruas Semanan-Sunter sepanjang 17,88
kilometer dengan nilai investasi Rp 9,76 triliun dan koridor
Sunter-Bekasi Raya sepanjang 11 kilometer senilai Rp 7,37 triliun.
Tahap
kedua, Duri Pulo-Kampung Melayu sepanjang 11,38 kilometer dengan nilai
investasi Rp 5,96 triliun dan Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,65
kilometer senilai Rp 6,95 triliun.
Tahap ketiga, koridor
Ulujami-Tanah Abang dengan panjang 8,27 kilometer dan nilai investasi Rp
4,25 triliun. Serta terakhir yaitu, Pasar Minggu-Casablanca sepanjang
9,56 kilometer dengan investasi Rp 5,71 triliun.
Jika sudah
selesai, keenam ruas tol itu akan menjadi satu dengan tol lingkar luar
milik PT Jakarta Tollroad Development, tetapi tarifnya akan terpisah
dengan tol lingkar luar.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar