Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) diminta untuk tidak kompromi
terhadap pihak-pihak tertentu yang menghambat pengesahan RAPBD 2013.
Mantan Wali Kota Solo itu, diharapkan tetap pro-terhadap kesejahteraan
rakyat.
Direktur Indonesia Budget Center, Arif Nur Alam, menilai,
molornya pengesahaan RAPBD 2013 memang tidak lepas dari adanya upaya
kompromi oleh anggota dewan terhadap pemerintah DKI Jakarta saat ini.
Pasalnya, meski semerta-merta tidak bisa merubah disain anggaran dari
tahun sebelumnya, namun di 2013 ini, ada pemangkasan anggaran proyek
hingga 20 persen.
"Desain lalu kan desainnya Foke dan timnya,
dengan DPRD. Bisa jadi dulu itu mengamodir semua keinginan anggota
dewan, dan saat ini tidak karena adanya pemangkasan anggaran," katanya
kepada Okezone di Jakarta, Selasa malam.
Tidak
menutup kemungkinan, sambungnya, penguluran waktu pengesahan RAPBD 2013
yang jumlahnya mencapai Rp46 triliun itu, sengaja dilakukan. Tujuannya
agar kembali digunakannya anggaran warisan mantan gubernur Fauzi Bowo,
sesuai dengan UU Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara dan PP
Nomor 58 tahun 2006 tentang perencanan dan pengelolaan keungan daerah.
"Jika belum juga disahkan hingga waktu yang ditentukan (deadlock), maka yang diberlakukan ya desain APBD tahun lalu. Tentu kembali menguntungkan anggota dewan dan mungkin pihak lain," duganya.
Meski
molor, dia berharap Jokowi tidak kompromi dengan pihak-pihak tertentu
yang mencari keuntungan dalam anggaran tersebut. Dia pun mendesak adanya
transparansi penyebab molornya pengesahan RAPBD 2013.
"Kira-kira
apakah ada keinginan-keinginan yang tidak diakomodir oleh Jokowi? atau
apakah ada desain anggaran yang perlu diperbaiki? Ya diharapkan adanya
transparansi, dan Jokowi tetap bertahan dengan tidak melakukan
kompromi," pungkasnya.
Sumber :
okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar