Yusril Ihza Mahendra yang berniat mencapres kini mulai menyindir Joko
Widodo (Jokowi) soal blusukan. Elite PDIP menafsirkan, tindakan Yusril ibarat
meludah di era demokrasi liberal.
"Memang sekarang di era
demokrasi liberal, semua orang bebas meludah," kata Ketua DPP PDIP
Bambang Wuryanto saat dihubungi, Rabu (4/12/2013).
Memang
popularitas Jokowi kian melejit jelang pencapresan ini. Namun kritikan
dan nada nyinyir juga kian sering terdengar ditujukan ke Gubernur DKI
itu.
Bambang menganalisa, mungkin Ketua Umum PDIP Megawati
Soekarnoputri memilih tak buru-buru mendeklarasikan pencapresan Jokowi
lantaran ingin menjaga Jokowi dari serangan-serangan komentar semacam
itu.
"Barangkali, Bu Mega juga tidak buru-buru mencapreskan
Jokowi karena khawatir jika dicapreskan sekarang akan banyak yang
menyerang seperti itu," nilai Bambang.
Yusril menyatakan
persoalan-persoalan yang ada tidak bisa diselesaikan hanya dengan
blusukan dan senyum-senyum. Padahal, Jokowi-lah yang selama ini dikenal
suka blusukan sambil senyum-senyum. Namun PDIP menganggap itu sebagai
kekhasan Jokowi yang tak perlu dikomentari.
"Kurang tepat lah
untuk dikomentari, seharusnya biasa saja. Setiap orang punya style dan
taste sendiri. Style-nya Pak Prabowo kan bergaya gagah, atau Maradona
juga punya style, atau Franz Beckenbauer juga punya stlyle sendiri.
Kalau stylenya Pak Jokowi ya begitu itu," tutur Bambang.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar