Hasrat Rhoma Irama duet dengan Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2014 jadi isu politik
panas. Bukan karena kekhawatiran duet Jokowi-Rhoma, tapi soal
konsistensi Raja Dangdut yang dulu pernah melempar peluru tajam ke
Jokowi kala jadi pendukung Fauzi Bowo (Foke) di Pilgub DKI.
Rhoma
kala itu menyampaikan agar warga DKI memilih pemimpin yang seiman.
Rhoma pun sampai berurusan dengan Panwaslu DKI terkait lontaran isu SARA
itu, meskipun Jokowi tak mempersoalkan manuver pendukung Foke itu.
Kala
itu Rhoma juga tak mau meminta maaf kepada Jokowi dan Ahok. Padahal isu
SARA yang dihembuskannya itu nyata-nyata menjegal Jokowi-Ahok di tengah
kancah Pilgub DKI.
"Saya tidak perlu meminta maaf kepada kelompok
Jokowi-Ahok karena saya merasa tidak berbuat salah," ujar Rhoma Irama,
usai diperiksa oleh Panwaslu DKI, di kantor Panwaslu DKI, Jl Suryo
Pranoto, Jakpus, Senin (6/8/2012).
Rhoma malah menyarankan
cawagub DKI kala itu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengkampanyekan hal
yang sama. Tentu Ahok tak melakukan hal yang sama.
"Barang kali
kalau Ahok mengampaikan kepada umatnya harus memilih pemimpin yang Cina
atau Kristen, so what? Itu sah-sah saja. Itu bukan SARA. Jangan sampai
terjadi benturan antara muslim dengan nonmuslim," kata Rhoma.
Kini
setahun lebih sudah berlalu, Jokowi-Ahok juga sudah memimpin DKI.
Jokowi-Ahok panen pujian soal hobi blusukan dan ketegasan memimpin DKI,
meskipun kritik belakangan juga mulai mengalir.
Mungkin kini Bang
Rhoma sudah lupa dulu pernah berusaha menjegal Jokowi-Ahok demi
kemenangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli. Kini Bang Rhoma tak malu
menyuarakan hasrat duet dengan Jokowi.
"Dalam politik itu nggak ada yang nggak mungkin. Jokowi itu putra
terbaik bangsa, punya kelebihan akan sangat bermanfaat," kata Rhoma saat
berbincang di Jakarta, Selasa (3/12/2013).
Namun PDIP masih
mengingat jelas manuver politik Rhoma yang pragmatis. Bagi PDIP rakyat
semakin cerdas memilih pemimpin yang idealis dan pragmatis. Namun PDIP
tak mau membuka luka lama soal serangan Rhoma ke Jokowi.
"Soal itu tanya Rhoma saja," kata politikus PDIP Eva Kusuma Sundari, kepada detikcom, Rabu (4/12/2013).
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar