Pelobi politik tak kenal kata putus asa. Mereka tak akan menyerah dengan
hanya ditolak satu kali. Kalaupun gagal mereka juga tak kurang akal.
Senjata terakhir adalah menggunakan jurus menyerang sang pejabat. Hal
itu juga terjadi pada pasangan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi)
dan Wakilnya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Pada awal pasangan
tersebut memimpin Jakarta, sejumlah anggota partai politik kerap datang
menemui Jokowi di lantai 1, dan Ahok di lantai 2 gedung Balai Kota
Jakarta. Usaha mereka dalam melobi dua pejabat tersebut pun bisa disebut
unik.
“Banyak orang partai yang begitu dulu, kalau gagal di
lantai satu mereka ke lantai 2, atau ke lantai 2 dulu baru ke lantai 1.
Banyak yang kena semprot sama pak Ahok,” kata seorang staf di Balai Kota
Jakarta yang enggan disebut namanya kepada detikcom, Selasa (3/12/2013)
kemarin.
Menurut dia para politisi tersebut berusaha melobi
Jokowi dan Ahok untuk menempatkan seseorang di sebuah jabatan strategis.
Seperti direksi pada perusahaan daerah atau jabatan strategis lainnya.
Mereka seakan ikut membonceng kepemimpinan Jokowi dan Ahok.
Nah
ketika upaya lobi tersebut tidak mendapat tanggapan dari Jokowi maupun
Ahok, banyak di antara mereka bergerilya, mengusik pasangan gubernur dan
wakilnya itu. Sejumlah kebijakan Jokowi, hingga cara bicara Ahok yang
reaktif dan keras menjadi bahan untuk menyerang.
Sabtu pekan
lalu di kampus Universitas Indonesia Salemba, Jakarta Pusat Jokowi
mengungkapkan kembali adanya upaya pelengseran dirinya oleh sejumlah
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta. Upaya pemakzulan terkait
program Kartu Jakarta Sehat itu sempat mencuat pada Mei tahun ini.
Sejumlah
anggota DPRD menilai program KJS itu gagal sehingga mewacanakan
pemakzulan lewat hak interplasi. Padahal menurut Jokowi program tersebut
benar-benar ingin membantu wong cilik. Namun karena dinilai belum siap,
KJS dianggap gagal dan dimanfaatkan segelintir politisi untuk menyerang
Jokowi-Ahok.
Puluhan anggota DPRD pun mengumpulkan tanda tangan
untuk hak interplasi terhadap Jokowi. “Sehingga saya mau
di-impeachment,” kata Jokowi.
Sementara Ahok mengaku sering menjadi sasaran amarah beberapa kader
Partai Gerindra karena dianggap terlalu keras. Ada yang meneleponnya
atau mengirim sms, bahkan ada juga yang blak-blakan menyerang Ahok lewat
media massa.
“Ada, saya tahu orangnya kok. Dia sms ‘kalau Ahok
tidak bela rakyat kecil, Ahok bisa dipecat’. Jadi saya dianggap tidak
membela rakyat kecil,” kata Ahok kepada detikcom, Selasa (3/12/2013) di ruang
kerjanya.
Namun Ahok yakin orang partai yang tidak suka padanya
dan Jokowi hanya segelintir. Hubungan dia dengan Partai Gerindra pun
baik-baik saja. Tapi ia mengaku memang sempat diusik lagi karena
kalimatnya terkait masalah anak sekolah yang membajak bus dinilai
terlalu kasar.
“Ada beritanya di koran, ketua umum katanya mau
bawa ke majelis etik karena kata ‘bajingan’ yang dinilai terlalu kasar.
Tapi baik-baik saja, dua minggu lalu baru makan sama pak Prabowo (Ketua
Dewan Pembina Gerindra),” kata Ahok.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar