Jihama (73 tahun) masih ingat betul saat banjir pertama kali melanda
tempat tinggalnya di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur pada tahun
1977. Saat itu banjir hanya numpang lewat karena ketinggianya hanya 20
sentimeter.
Namun setelah itu ketinggian air yang datang hampir
setiap tahun terus bertambah. Bahkan dalam sepuluh tahun terakhir banjir
di Kampung Pulo mampu menenggelamkan tempat tinggalnya.
Berbagai
pengalaman pahit seperti kehilangan perhiasan, duit, hingga pakaian
karena hanyut terbawa arus banjir sudah dirasakannya. Meski sudah 38
tahun menjadi langganan banjir toh Jihama tetap tak mau pindah dari
Kampung Pulo.
“Ya betah enggak betah lah. Emak di sini
dari kecil sampai sekarang punya enam cucu. Biarin deh banjir,” kata
perempuan yang tinggal di Kampung Pulo sejak tahun 1945 itu kepada
detikcom, Senin (2/12/2013) lalu.
Kini dia hanya tinggal di sebuah
rumah kontrakan. Rumah yang pernah dia miliki terpaksa dijual untuk
membiayai pengobatan almarhum suaminya. Saat ini, Jihama tinggal
bersebelahan dengan dua orang anaknya yang juga mengontrak tanah sejak
dua belas tahun lalu. “Kadang emak ditemani cucu di sini. Itu ada
sepedanya di dalam,” kata dia.
Setiap banjir melanda, Jihama dan
sejumlah orang lanjut usia selalu menjadi prioritas utama untuk
diselamatkan. Setelah air surut pun mereka juga selalu diutamakan untuk
mendapatkan bantuan, seperti sembilan bahan pokok (sembako), dan uang
tunai.
Kadang, ada hikmah lain dari banjir yaitu bahan bangunan
yang berserakan seperti keramik bekas dan bata. Bahan bangunan bekas ini
kemudian dia kumpulkan untuk merapikan tempat tinggalnya. Cara ini pula
yang membuat pemilik tanah tidak tega mengusir Jihama yang selalu rajin
membersihkan rumah yang dia kontrak.
“Selesai banjir, emak rapihin deh semuanya di dalam sampai ubin-ubin supaya yang punya tanah enggak
marah. Kalau diusir saya mau tinggal di mana lagi. Rumah anak juga
sempit dan banyak orang,” kata Jihama kepada detikcom, Senin (2/12/2013).
Dia berharap ada perhatian dari Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta di bawah kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) kepada orang lanjut
usia yang tinggal di daerah langganan banjir. Apalagi rumah yang kini
dikontrak Jihama bakal terkena relokasi Kali Ciliwung.
Jihama
mengaku masih bingung, jika jadi direlokasi. Pasalnya, tidak ada biaya
dan kepemilikan rumah tinggal. “Supaya orang seperti saya juga dilihat
deh. Kalau dipindahin ke rumah susun, saya tidak punya duit,” kata dia.
Mendung
yang memayungi Jakarta kian pekat, pertanda akan turun hujan. Warga RT
13/03 Kampung Pulo, Jatinegara itu bergegas membereskan jemuran di depan
rumah kontrakannya. Meski rumah yang dia kontrak hanya berukuran tiga
kali empat meter dan tampak kusam, wajah keriput Jihama tetap tampak
bahagia.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar