Sumsel menjadi salah satu provinsi yang dibidik oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk pengembangan kota Sister City.
Paling tidak, komoditi Sumsel bisa disinergikan dengan pemenuhan kebutuhan di Jakarta melalui kerjasama yang konkret.
"Selama ini saya lihat pengembangan pola kerjasama Sister City itu belum konkret, banyak yang tidak jalan.
Jika ini ditangani serius maka impactnya bisa langsung dirasakan masyarakat," kata Jokowi usai meresmikan kantor cabang Bank DKI di Palembang, Senin (2/12/2013).
Pola pengembangan sister city, kata Jokowi, tak hanya menghubungkan Indonesia dengan negara lain, seperti Jepang, Amerika maupun negara-negara Eropa lainnya.
Justru pola kerjasama antar daerah, daerah dengan daerah lain akan lebih terasa manfaatnya dan lebih konkret, ketimbang harus mengutamakan kerjasama dengan luar negeri. Seperti di Sumsel, dari kacamata Jokowi, masuk wilayah yang produksi sayur sangat tinggi. Juga olahan komoditi yang tinggi pula.
Jika ini bisa dikembangkan melalui kerjasama Sister City yang konkret maka dampaknya perekonomianya akan sangat tinggi. Harga sayur bisa ditekan. Daya beli masyarakat Jakarta juga akan naik. Buat pengaturan suplai yang lebih modern namun terencana.
Ini menurut Jokowi yang harus dikembangkan. Bukan hanya terbatas pada wacana di atas kertas, lalu tanda tangan kerjasama tapi dampak luas ke masyarakat tidak ada. Ini yang sama sekali belum tercapai. Makanya perlu benar-benar ada rumusan yang tepat tentang pola kerjasama Sister City yang sangat kongkret.
Sumber :
Sriwijaya Post
Tidak ada komentar:
Posting Komentar