Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) ternyata punya cara khusus dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja Bank DKI.
"Bank itu memang harus diawasi, kalau saya lagi di BI pasti saya tanya bagaimana bank saya (Bank DKI, red), bagaimana DPK-nya, NPLnya seperti apa. Yach bertanya langsung ke BI, karena bagi saya mereka punya laporan kinerja bank yang sangat detail," kata Jokowi usai meresmikan kantor Cabang BPD Bank DKI Palembang di Jalan Jenderal Sudirman, Senin (2/12/2013).
Apapun yang terjadi, kinerja Bank DKI selalu dipantau melalui laporan Bank Indonesia. Intinya, kata dia, bagaimana kepatuhan bank secara detail.
"Jadi kenapa harus takut, kalau orang BI bilang lagi ada masalah, langsung saya kroscek ke internal," katanya.
Menurutnya semua hal yang dilaporkan oleh BI menyangkut segala hal, produk banking mana yang kuat, tingkat kehati-hatian banknya bagaimana. Hasil ini menurutnya bahkan dikontrol tiap menit. "Laporannya sangat detail, tidak perlu pakai orang lain," katanya.
Disinggung soal IPPO untuk Bank DKI, diakui secara prinsip modal dan sisi dana sangat kuat.
Rencananya memang IPPO Bank DKI seharusnya terlaksana pada pertengahan tahun 2014, mendatang. Namun rencana itu ditentang Jokowi.
Menurutnya, buat apa IPPO karena modal yang dimiliki Bank DKI masih sangat kuat.
Pihaknya justru lebih fokus pada pengembangan kantor cabang atau ekspansi hingga seluruh daerah di Indonesia.
Paling tidak, untuk tahun 2014, mendatang Bank DKI, kata Jokowi, akan berekspansi tujuh kantor cabang lagi di Indonesia. Untuk melangkah ke sana, bahkan pemerintah DKI Jakarta telah menambah suntikan modal sebesar 1T.
"Kita ingin fokus membuat bank ini lebih besar, makanya rencananya kita perluas dengan berekspansi ke daerah-daerah yang potensi ekonominya tinggi seperti di Sumsel," katanya.
Seperti diketahui, Bank DKI kini mengembangkan jaringan di luar Jabodetabek. Sumsel dipilih sebagai kantor cabang kedua di Sumatera, dimana peresmiannya langsung dilakukan Gubernur DKI, Jokowi didampingi Gubernur Sumsel, Alex Noerdin. Peresmian ditandai dengan pemukulan Gong oleh Jokowi dan Alex Noerdin.
Direktur Utama Bank DKI, Eko Budiwiyono mengatakan pemilihan lokasi di Palembang didasarkan pertimbangan ekonomi di sumsel yang semakin besar. Bagkan iklim investasi di Palembang dinilainya tumbuh tinggi.
"Pertumbuhan yang tinggi ini harus diimbangi dengan pembiayaan investasi dan modal kerja sehingga kehadirannya bisa jadi nilai tambah," kata dia.
Kebutuhan perumahan juga dinilainya semakin meningkat, makanya pangsa pasar bank Dki adalah memasarkan produk kredit konstruksi bagi developer, serta KPR dan kredit multiguna untuk masyarakat.
Sementara untuk kinerja bank DKi secara umum juga menunjukkan tren positif. Per-oktober lalu, kata Eko, bank DKI telah mencetak laba sebelum pajak 672,24M atau mengalami lesatan pertumbuhan hingga 113,24 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal ini juga ditopang pertumbuhan kredit sevesar 39,14 persen dari 13,63T tahun lalu, menjadi 18,96T. Begitu juga DPK tumbuh. 5,5 persen atau sebesar 24,22T.
"Khusus aset saat ini tembus 29,96T. Kami harapkan kita bisa berkontribusi positif dalam pengembangan ekonomi di sumsel," katanya.
Di tahun pertama, Eko menargetkan di Sumsel bisa menyalurkan kredit 250M sampai 300M.
Sumber :
tribunnews,com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar