Siapapun calon presiden akan maju pada pemilihan 2014 wajib hukumnya untuk menggandeng pendatang baru, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Tanpa backup Jokowi bisa dipastikan sang capres bakal terpelanting.
Elektabilitas
Jokowi selalu di posisi teratas dalam pelbagai hasil
jajak pendapat. Jika Aburizal Bakrie ingin mulus menghuni Istana
Negara, dia mesti menggandeng Jokowi sebagai wakil presiden.
Bahkan
diprediksi, duet Ical-Jokowi bisa meraup sokongan 36 persen. Jika ARB
dan Joko Widodo bersanding, dua pasangan baru itu mengalahkan alumni
pilpres 2009, kata Adjie Alfaraby, peneliti dari Lingkaran Survei
Indonesia (LSI) beberapa waktu yang lalu.
Dari
hasil risetnya selama dua tahun belakangan, Ical menang tipis
bersaing dengan calon presiden dari PDIP Megawati Soekarnoputeri dan
Prabowo Subianto dari Partai Gerinda akan memiliki kemenangan yang
tipis. Dia menambahkan masyarakat cenderung bosan dengan Megawati dan
Prabowo karena sudah pernah menjadi kandidat.
"Kalau ingin
menang, Ical harus punya pendamping memiliki basis suara di Pulau Jawa,"
ujar Alfaraby. Seperti Jusuf Kalla, menurut dia, Ical memiliki
dukungan kuat di Pulau Sumatera.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai
Golkar Tantowi Yahya mengatakan Rapat Pimpinan Nasional ketiga Golkar beberapa waktu yang lalu telah memberi kewenangan kepada Ical buat menunjuk calon
wakilnya. Namun kader juga berhak memberi pandangan soal siapa yang
pantas.
Dari beberapa nama telah masuk, Jokowi dan mantan Ketua
Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menjadi sasaran.
"Yang jelas cawapres harus bisa mengangkat elektabilitas Ical, artinya
cawapres bukan saja sebagai istri tapi juga sebagai penambah suar," ujar Tantowi..
Jika yang dibidik menolak lamaran, Tantowi mengklaim Ical tetap siap bertarung.
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar