Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menjadi tokoh dengan elektabilitas
tertinggi dalam survei calon presiden 2014. Namun, Jokowi justru
dianggap kalah pintar dibanding tokoh lain yang dikalahkannya, yakni
Prabowo Subianto dan Aburizal Bakrie.
"Namun kriteria pintar
dianggap tidak terlalu penting oleh pemilih," kata Direktur Eksekutif
Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi di Jakarta, Minggu (1/12/2013). Dalam survei Indikator, hanya 6 persen publik yang
menganggap Jokowi pintar. Jokowi kalah dibanding Aburizal dan Prabowo
yang dianggap lebih pintar oleh masing-masing 9 persen dan 8 persen
responden.
Survei Indikator dilakukan pada 10-20 Oktober 2013 dengan responden sebanyak 1.200 orang.
Tingkat margin of error
sebanyak 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka dan dilakukan kontrol
kualitas terhadap 20 persen responden.
Burhanudin menuturkan,
survei menunjukkan sebanyak 51 persen responden menganggap jujur dan
amanah sebagai kriteria penting calon presiden. Selain itu, sebanyak 24
persen menganggap perhatian kepada rakyat sebagai kriteria penting.
Hanya 1 persen responden yang menganggap seorang pemimpin mesti pintar.
Burhanudin menuturkan, Jokowi dipilih karena dipersepsikan bisa
dipercaya atau jujur, berperhatian kepada rakyat, dan mampu memimpin.
Dua kriteria pertama merupakan faktor paling penting bagi pemilih.
Sedangkan Prabowo Subianto unggul dalam kriteria tegas dan pintar
dibanding Jokowi. "Tetapi kriteria ini kurang penting bagi pemilih."
Sumber :
tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar