Usai panen kritik pedas atas rencana melanjutkan pembangunan enam ruas
jalan tol, Gubernur DKI Jakarta Jokowi menyatakan akan melakukan dengar
pendapat untuk mengetahui apa sebenarnya yang diinginkan warga ibu kota.
"Besok didengerin, kalau enggak setuju ya gimana, saya kan petugasnya
rakyat, besok dengerin saja publik gimana," ujarnya seusai menerima
kunjungan anggota DPD RI di Balai Kota Jakarta, Senin (13/1/2013).
Seperti diketahui, mantan Wali Kota ini memberikan syarat khusus sebelum
merealisasikan proyek yang membutuhkan dana sekira Rp42 triliun itu.
"Kemarin sudah saya sampaikan setuju dengan ada syarat-syaratnya. Harus
ada jalur khusus TransJakarta atau angkutan massal, kopaja atau
metromini, Amdal lalu lintas clear, pintu-pintu tol tidak karena banyak biang macet. Syarat itu dari kalkulasi, hitung-hitungan," kata Jokowi.
Orang nomor satu di Jakarta ini menegaskan bahwa dalam setiap rencana
pembangunan, dirinya akan terlebih dulu mendengar pendapat dari
masyarakat. "Dari publik tidak mau menolak, gimana? Saya petugas rakyat,
masyarakat. Besok ketemu, kita dengar sama-sama. Saya tetap, apapun
program mendengarkan masyarakat," pungkasnya.
Rencana pembangunan enam ruas jalan tol ini menjadi pro kontra. Pengamat
perkotaan Nirwono Joga berpendapat, dengan menyetujui enam ruas jalan
tol maka Jokowi menunjukkan bahwa dia tidak konsisten dalam menjalan
program.
Selain itu, anggota DPD RI Dapil Jakarta Dani Anwar menyatakan,
pembangunan enam ruas tol itu, tidak sejalan dengan rencana pembenahan
transportasi masal ibu kota.
“Kita kan sekarang sedang mengembangkan transportasi massal, dan
transportasi massal itu kita sepakati untuk menyelesaikan probelamtika
kemacetan di Jakarta. Kalau kita sekarang membangun enam jalan tol, tol
itu kan dibuat untuk mobil pribadi, jadi tidak singkron dengan
mengembangkan transportasi massal, jadi ngapain bangun enam ruas jalan
tol lagi," kata Dani.
Sumber :
okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar