Elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) terus meroket menjelang Pemilu 2014. Jokowi yang
masih duduk di kursi Gubernur DKI pun mulai menebar 'nyanyian kode'.
'De
kode kode kode' begitu salah satu lirik Nyanyian Kode yang dilantunkan
oleh Kasino Warkop di masa jayanya. Lirik itu bersambung dengan 'yang
baju merah jangan sampai lewat'.
Kembali lagi ke 'Nyanyian Kode'
Jokowi, pria 52 tahun ini ditafsirkan mulai mengirim kode-kode dengan
kalimat bersayap soal langkahnya ke Pilpres 2014. Misalnya saat ditanya
soal elektabilitasnya yang tembus 43,5%, Jokowi menjawab dengan bahasa
multitafsir.
"Semua air itu ada muaranya, semua hujan itu juga
ada alirannya. Artinya hujan deres seperti ini harus tahu alirannya ke
mana," kata Jokowi saat ditanya soal hasil survei Kompas itu, di
Balaikota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (8/1/2013).
Jokowi 'berlindung' pada hujan yang mengguyur Ibukota sejak pagi tadi.
Pernyataan
itu bukan 'Nyanyian Kode' pertama Jokowi. Jokowi yang selama ini
menjawab 'nggak mikir' saat ditanya wartawan soal peluang ke Pilpres
2014, ternyata menjawab sebaliknya kepada warga Jakarta.
Jokowi
sempat menjawab 'nggih' alias 'iya' dalam Bahasa Jawa ketika ditanyai
warga soal kepastiannya mencapres di 2014. Elite PDIP pun mulai melihat
Jokowi punya ambisi jadi presiden.
"Ambisi seorang kader partai itu sah-sah saja," kata Ketua DPP PDIP Bambang Wuryanto saat dihubungi detikcom, Senin (6/1/2014).
Belakangan juga semakin banyak kode yang dikirim Jokowi ke masyarakat
soal pencapresannya. Misalnya saat Jokowi mengenakan kembali kemeja
kotak-kotak akhir Desember 2013 yang sukses mengantarnya ke kursi DKI 1.
Lalu kepada siapa 'Nyanyian Kode' Jokowi diarahkan? Lalu apakah
'Nyanyian Kode' itu benar-benar menggambarkan hasrat Jokowi jadi RI 1?
Yang jelas, jawaban yang tak pernah berubah dari Jokowi saat ditanya
soal RI 1 adalah 'Tanya Ibu Ketum'.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar