Jika Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo maju dalam pemilihan presiden 2014, maka lawan terberatnya datang dari Partai Gerindra dan Golkar. Anggapan itu diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari. "Posisinya akan ketat dengan Ical dan Prabowo. Kalau berimbang, yang akan menentukan adalah kemampuan memobilisasi kampanye," ujar Qodari ketika dihubungi Tempo, Ahad, 5 Januari 2014.
Prabowo Subianto, yang diusung Gerindra, mempunyai kans besar untuk mengalahkan duet Mega-Jokowi, sapaan akrab Joko Widodo. Dan besar kemungkinan, menurut Qodari, Prabowo akan mengambil wakil dari peserta Konvensi Demokrat. Kalau dilihat elektabilitasnya, Dahlan Iskan yang paling tinggi. Namun dari kedekatan dengan Cikeas, ada Pramono Edhie dan Gita Wirjawan. "Tinggal komposisinya saja mau militer-militer, atau militer sipil," kata dia.
Sementara Ical diperkirakan akan mengambil wakil dari Partai Kebangkitan Bangsa, karena ingin mendulang suara di Jawa Timur. Walaupun saat ini PKB sedang getol mempromosikan Mahfud Md. dan Rhoma Irama, justru Muhaimin yang lebih berpeluang mendampingi Ical. "Paling benar memang Muhaimin karena dia masih berdarah NU dan merupakan Ketua Umum PKB," ujarnya.
Menurut Qodari, saat ini masyarakat lebih condong memilih calon presiden wajah baru dan popularitas Jokowi dinilai tidak akan meredup hingga lima bulan ke depan. "Belum ada wajah lama yang bisa menyainginya," ujar Qodari. Karena itu, jika pada akhirnya Joko Widodo maju sebagai wakil presiden, persaingan akan sama rata.
Sumber :
tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar