Pencalonan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden dari PDI
Perjuangan diyakini akan memengaruhi perolehan suara semua partai
politik peserta pemilihan umum 2014. Pencapresan Jokowi akan membuat partai lain amburadul. Hal itu terungkap dari hasil survei
yang dilakukan Indikator Politik baru-baru ini yang menggambarkan porat-paritnya partai lain jika Jokowi nyapres dan sebaliknya partai lain akan berjaya jika Jokowi tak nyapres.
"Semua partai
kena pengaruh akibat dari pencapresan Jokowi oleh PDI Perjuangan,"
kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi, di Kantor
Indikator Politik, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (21/11/2013).
Survei
yang dilakukan Indikator Politik menunjukkan dampak paling besar jika
Jokowi jadi diusung menjadi calon presiden tampak pada perolehan suara
Partai Golkar.
Ia menjelaskan, bila PDI Perjuangan mencapreskan Jokowi
dan pemilih nasional mengetahui keputusan politik itu, maka Golkar hanya
akan mendapat 14,6 persen suara nasional. Tetapi sebaliknya, perolehan
suara Golkar akan mencapai 21,8 persen jika Jokowi tak diusung oleh PDI
Perjuangan sebagai calon presiden di tahun depan.
Dari hasil
survei yang dipaparkan, jika Jokowi diusung menjadi calon presiden oleh
PDI Perjuangan, maka perolehan suara PDI Perjuangan akan mencapai 37,8
persen, Golkar 14,6 persen, Partai Demokrat 5,4 persen, Gerindra 6,6
persen, PPP 3,6 persen, PKB 2,5 persen, Hanura 3,5 persen, Partai Nasdem
1,4 persen, PKS 0,6 persen, PAN, 2,5 persen, sedangkan perolehan suara
PBB dan PKPI di bawah satu persen. Namun begitu, perolehan suara itu
mengalami perubahan jika Jokowi tak diusung menjadi calon presiden.
Perolehan
suara PDI Perjuangan akan mencapai 14,4 persen, Golkar 21,8 persen,
Partai Demokrat 8,2 persen, Gerindra 11,1 persen, PPP 3,5 persen, PKB
5,8 persen, Hanura 6 persen, Partai Nasdem 3,9 persen, PKS 2,7 persen,
PAN 1,1 persen, PBB 0,3 persen dan PKPI 0,7 persen.
"Jokowi
dapat mengubah peta kekuatan partai, dan efek pada partai-partai lain
juga terlihat meski perbedaannya di bawah lima persen," ujar
Burhanuddin.
Survei yang dilakukan Indikator Politik menggunakan
desain eksperimental yang dapat diartikan untuk mengetahui hubungan
kausal antara independen dan dependen variabel dalam survei opini
publik. Jika dalam survei biasanya, hubungan kausal itu hanya
berdasarkan asumsi, dalam survei eksperimental sebab bisa ditetapkan
lewat sebuah desain.
Populasi survei ini adalah seluruh warga
negara Indonesia yang memiliki hak pilih dalam pemilihan umum, yalni
mereka yang sudah berusia 17 atau lebih, dan atau telah menikah. Jumlah
sampel sebanyak 1.200 dan berasal dari seluruh provinsi di Indonesia.
Responden dipilih secara random. Survei ini diklaim memiliki margin of error
sebesar 2,9 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Waktu
wawancara dilakukan 10-20 Oktober 2013. Survei ini dibiayai oleh Surat
Kabar Sinar Harapan.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar