Aksi elit Partai Demokrat, Golkar, dan PAN merayu Jokowi agar bersedia menjadi capres partainya atau cawapres mendampingi figur tertentu, sangat tidak etis. Mereka hanya berpikir pragmatis demi merebut kekuasaan.
“Politik memang memerlukan kekuasaan, namun saya kira dengan mewacanakan dan melakukan lobi-lobi ke Jokowi merupakan bukti bahwa parpol-parpol tersebut haus kekuasaan,” ungkap Direktur Political Communication Institute Dr. Heri Budianto, Selasa (9/7/2013).
Tawaran kepada Jokowi untuk ikut bertarung dalam bursa Pilpres 2014 memang datang dari berbagai penjuru. Wasekjen Partai Demokrat, Andi Nurpati mengakui ada pengurus Partai Demokrat yang tengah melakukan komunikasi dengan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan untuk mengundang Jokowi mengikuti konvensi.
Dari markas pohon beringin tawaran serupa juga datang. Kali ini, Jokowi diminta mau mendampingi Aburizal Bakrie. Kuat dugaan tawaran ini merupakan tindak lanjut dari hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang menyebutkan pasangan Aburizal Bakrie-Joko Widodo paling kuat di Pilpres 2014.
Opsi lain pun disodorkan, Jokowi bisa disandingkan dengan tokoh muda dari Golkar, seperti yang dikemukakan Board of Advisor Center for Strategic and International Studies (CSIS), Jeffrie Geovanie.
Tawaran serupa untuk Jokowi juga datang dari Partai Amanat Nasional (PAN). Ketua Majelis Pertimbangan Pusat PAN Amien Rais bahkan menyebut duet Jokowi-Hatta ataua sebaliknya sangat mungkin diwujudkan.
“Gencarnya Demokrat, Golkar, dan PAN mewacanakan agar Jokowi mendampingi kader mereka dan mendorong Jokowi maju mengikuti konvensi adalah tindakan yang tidak mendidik,” tegas dosen Universitas Mercu Buana itu.
Heri justru memuji sikap kalem Jokowi dalam merespons setiap tawaran yang dialamatkan kepada dirinya. Sehingga tidak menyinggung perasaan elit partai yang memberikan tawaran, sekaligus petinggi partainya sendirinya.
"Saya kira Jokowi santai-santai saja menanggapi wacana dan dorongan pihak-pihak yang mendorong dia. Hal itu sudah tepat, lebih baik Jokowi fokus melaksanakan tugas-tugas di Jakarta,” cetusnya.
Selain menyindir perilaku elit partai lain yang mendorong Jokowi ikut berkompetisi di pemilihan presiden, dalam kesempatan ini Heri juga menitip pesan kepada gubernur DKI Jakarta. Yaitu, agar taat apabila diminta partainya maju dalam bursa capres. Pasalnya, popularitas dan elektabilitas Jokowi memang sedang manis-manisnya, sehingga tidak menutup kemungkinan PDIP akan mengusung dia sebagai capres atau cawapres.
"Saya kira kalau nanti PDIP meminta Jokowi untuk maju capres, Jokowi harus siap. Tidak dapat dipungkiri elektabilitas dan popularitas Jokowi menurut sebagian besar lembaga survei tertinggi. Namun PDIP jangan terlalu lama untuk segera memberi sinyal siapa yang akan didorong sebagai capres. Sebab jika tidak, maka parpol-parpol lain akan semakin gencar mendekati Jokowi,” pungkasnya.
Sumber :
okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar