Sejak peluncuran Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang menggratiskan pasien
kelas III, rumah sakit di DKI Jakarta kebanjiran pasien. Bahkan pada
Sabtu (9/3) lalu beredar berita seorang siswi SMP meninggal dunia karena
ditolak di 4 rumah sakit dengan alasan kamar penuh.
"Nggak usah
menutup mata, memang ada fakta realita seperti itu. Kalau nggak ada KJS
berapa ribu orang akan jadi seperti itu," ujar Gubernur DKI Jakarta Joko
Widodo saat dimintai komentar soal itu di Gedung Nusantara IV MPR RI,
Jakarta, Minggu (10/3/2013).
Menurutnya, karena pihaknya sekarang
lebih terbuka dan transparan jadi kejadian seperti ini terlihat. Yang
penting, kata dia, adalah bagaimana memperbaiki kekurangan tersebut.
"Karena
memang sebenarnya di bawah memang betul sudah banyak yang ditahan di
rumah nggak berani ke rumah sakit. Sudah ratusan ribu," ungkapnya.
Jokowi menambahkan, nantinya semua rumah sakit akan diajak bekerjasama untuk menerima KJS.
"Tapi nanti, kalau gelombang ini sudah datang, nanti yang ke rumah sakit itu juga akan turun karena sudah tertangani," ucapnya.
RS
yang menolak pasien kelas III tanpa alasan terancam mendapat sanksi
dari Jokowi. "Nantilah saya sudah punya jurus. Dipaksa, ya diancam,"
ujar Jokowi.
Ancaman yang dimaksud Jokowi adalah melalui izin.
Jika rumah sakit meminta tambahan ruangan, Pemprov DKI Jakarta tidak
akan mengeluarkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
"Kami, pemerintah punya power. Power itu digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat," ucapnya.
Namun
demikian Jokowi mengatakan, masyarakat harus membudayakan gaya hidup
sehat. Lingkungan yang sehat sangat menunjang kesehatan warga.
"Yang paling penting upaya preventifnya. Olahraga, kampanye," sarannya.
Sumber :
news.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar