Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) akan menambah ruangan kelas
III agar kasus seperti Ana Mudrika (14) yang ditolak empat rumah sakit
tidak terulang. Jokowi mengakui, persoalan ruangan penuh harus segera
diselesaikan.
"Enggak usah menutup mata, memang ada fakta realita
seperti itu. Kalau enggak ada KJS berapa ribuan orang yang akan jadi
seperti itu, hanya sekarang kami terbuka, jadi semua orang bisa
melihat," ujar Jokowi di komplek DPR MPR Senayan, Jakarta, Minggu
(10/3).
Ana mengembuskan napas terakhir pada Sabtu (9/3) pada
pukul 09.00 WIB. Ia meninggal karena sakit paru-paru. Namun yang miris
adalah, Ana sempat ditolak empat rumah sakit meski memegang Kartu Jakarta Sehat (KJS).
Menanggapi hal ini, Jokowi ingin segera memperbaiki layanan KJS. Jokowi tak mau menutup-nutupi jika masih belum maksimalnya KJS.
"Begitu
ada KJS dibuka, pasien rumah sakit membeludak itu menunjukkan bahwa itu
kemarin itu banyak yang ditahan di rumah. Sekarang RS membeludak penuh,
ya itu lah problem yang harus kita selesaikan pada tahapan berikutnya,
dokter sama medis dan non medis itu problem yang harus diselesaikan dan
harus dibenahi," ujar Jokowi.
Jokowi menegaskan, akan menambah
ruangan rawat inap di rumah sakit setelah ada lonjakan pasien pengguna
KJS. Sehingga, nantinya penambahan ruang rawat inap ini mampu menekan
angka pasien yang tidak dapat tertangani karena kehabisan ruangan.
"Nanti
kan juga sudah ditangani, akan turun karena memang yang ditangani sudah
ratusan ribu banyaknya, pokoknya kita tutupilah. Kan kelas dua sudah
dipotong 75 persen jadi kelas tiga," jelasnya.
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar