"Biasalah itu poling, menurut kami itu risiko dari popularitas kami
yang sangat tinggi, dan ada kelompok yang tidak mengharapkan kita
maju," kata Edhy ketika dihubungi, Selasa (3/12/2013).
Menurut dia, ada kekuatan yang tidak ingin Gerindra besar. Padahal, kata dia, Gerindra justru mendapat dukungan yang kuat dari rakyat.
Menurut dia, ada kekuatan yang tidak ingin Gerindra besar. Padahal, kata dia, Gerindra justru mendapat dukungan yang kuat dari rakyat.
"Kami terus maju, apapun hambatan, kita tidak hanya mencari jabatan. Itu sudah kami buktikan di DPR kan," kata dia.
Baginya tak masalah jika ada survei yang mengatakan, dukungan Prabowo, berpindah ke Jokowi.
"Saya tidak mau berasumsi, itu mewakili beberapa kelompok, itukan
sampelnya dua ribu paling banyak empat ribu, bukan semua warga kan. Di
daerah-daerah, masih banyak orang yang mendukung Gerindra dan kami yakin
suara kami masih tinggi, silahkan berasumsi, tetapi kita lihat
pilpresnya 2014 kan," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, survei Centre for Strategic and
International Studies (CSIS), menemukan fenomena sebanyak 20,6 persen
massa Gerindra lebih memilih Jokowi ketimbang capres partainya sendiri,
Prabowo Subianto.
Dalam survei CSIS ini, elektabilitas Jokowi berada di peringkat
teratas dengan perolehan suara 34,7 persen. Sementara capres Partai
Gerindra, Prabowo Subianto, memperoleh suara relatif jauh di bawah
Jokowi, yaitu 10,7 persen. Capres Partai Golkar, Aburizal Bakrie, berada
tipis di bawah Prabowo dengan angka elektabilitas 9 persen.
Capres dari Partai Hanura, Wiranto, berada di posisi keempat dengan
elektabilitas 4,6 persen. Tokoh lainnya adalah mantan Wakil Presiden RI
Jusuf Kalla 3,7 persen, mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri 3,3
persen, Mahfud MD 1,8 persen, dan Hatta Rajasa 0,6 persen. Sementara
itu, responden yang belum menentukan calon pemimpinnya mencapai 22,8
persen.
Sumber :
viva.co.id
*/ Pukul 16:55, detik.com : "Gerindra Tak Percaya Jokowi Gerogoti Pemilih Prabowo"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar