“Wah, hebat juga Jokowi, ya,” kata Soleh ketika kami kumpul di Pos RW.
“Apanya yang hebat?” Tanya Lukman sambil menarik kursi.
“Ya hebatlah. Dia mau nyemplung ke kali waktu lihat pengerukan Kali
Sunter di kawasan Kebon Singkong, Duren Sawit, Jakarta Timur. Mau tahu
betul nggak kedalaman pengerukannya. Coba mana ada pejabat mau begitu,”
jawab Soleh.
“Ya, karena selama ini kulihat semua kayak dibiarkan saja, tidak
diawasi. Lihat saja, misalnya, kenapa ada bangunan yang harus
dibongkar?” Tanyaku kepada Lukman.
“Ya, karena menyalahi aturan,” jawabnya.
“Karena nggak diawasi. Coba kalau diawasi, yang bangun jadi
hati-hati. Ini nggak, sudah jadi baru dibongkar. Yang punya rugi,
pemerintah juga harus keluarkan biaya membongkar,” kataku.
“Inilah kelemahan kita, soal pengawasan. Ada anggota DPRD-DKI bilang,
mutu pengerjaan trotoar di Jalan Gajah Mada jelek, ubinnya kasar,
pemasangannya nggak rata. Dia minta Dinas Pertamanan jangan bayar penuh
dulu kontraknya,” kata Soleh.
“Laa, waktu dikerjakan anggota dewan nggak melihat?” Tanya Lukman garuk-garuk kepala.
“Tak tahu aku. Padahal kita pernah bicarakan leletnya pengerjaannya,
iyakan? Keluhan warga dan foto galiannya yang berantakan juga dimuat di
Pos Kota,” jawabku.
“Ya, maklumlah anggota dewan lagi sibuk urusan nyaleg. Jadi lupa
ngawasi. Malah trotoar di Jalan Hayam Wuruk kulihat sudah ada yang
terbongkar dan ada juga yang pecah,” kata Soleh.
“Apalagi dipakai untuk parkir mobil,” kata Lukman.
“Ya, mudah-mudahan lihat Jokowi nyemplung awasi pengerukan kali jadi
contoh pejabat DKI lainnya. Jadi nggak harus duduk di kursi saja,”
kataku.
“Ya kayak di tempat kita di Kelapa Gading kan sedang dilakukan
penggalian pemasangan pipa air minum yang baru. Tadinya sempat
ditelantarkan, bekas galian dibiarkan saja digenangi air dan jadi tempat
nyamuk. Begitu dimasukkan koran, cepat dikerjakan lagi,” kata Soleh.
“Ya, tapi bekas galian yang sudah beres belum diaspal lagi. Bikin
susah warga. Apa nunggu beres semua? Atau nunggu lurahnya turun tangan?”
Tanya Lukman menarik kursi di dekatku.
“Lho, apa lurahnya nggak pernah lihat?” Potong Soleh.
“Kalau Camat sudah kubilangi. Tapi karena ini menyangkut kita semua,
kita harus ikut mengawasinya. Kalau nggak juga cepat diberesi, kita
lapor saja ke DPRD,” kataku.
“Lho, caleg DPRD dan DPR dari daerah pemilihan itu nggak tahu ?” Tanya Soleh.
“Cuma spanduknya saja yang ada, orangnya nggak tahu kemana,” jawab Lukman.
“Kalau begitu spanduknya kita tulisi keluhan warga,” kataku.
Sumber :
Pos Kota
Tidak ada komentar:
Posting Komentar