Elektabilitas capres Gerindra Prabowo Subianto kalah lagi melawan Joko
Widodo (Jokowi). Partai Gerindra tak risau, melihat dinamika survei hanya sekadar wacana belaka.
"Ya seperti biasa, kami melihat
survei sebagai indikator saja. Kalau sekarang ini semua masih wacana,"
kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, Selasa (16/7/2013).
Setidaknya dalam telesurvei yang digelar oleh
Indonesia Research Centre (IRC), elektabilitas Jokowi kembali
mengungguli Prabowo. Jokowi semakin jauh mengungguli Prabowo dengan
raihan 32% suara.
Populasi survei adalah pemilik telepon di 11
kota besar di Indonesia (Bandung, Jakarta, Surabaya, Makassar, Denpasar,
Medan, Palembang, Lampung, Semarang, Samarinda dan Tangerang). Survei
dilaksanakan pada tanggal 8 - 11 Juli 2013 dengan jumlah sampel sejumlah
794 responden yang dipilih secara acak dari buku telepon residensial
terbaru terbitan Telkom. Margin of error survei tersebut diperkirakan
3,48% pada tingkat kepercayaan 95%.
Fadli menuturkan, situasi politik masih sangat dinamis. Pada akhirnya kekuatan capres akan diuji di Pilpres yang sesungguhnya.
"Pada ujungnya setelah pemilu legislatif menentukan konfigurasi sesungguhnya," tegasnya.
Jokowi
terus menduduki puncak survei capres 2014. Jokowi yang sampai saat ini selalu
mengelak jika ditanya peluang nyapres di 2014 malah semakin tenar dan
membabat habis sebuat capres lain yang tersedia.
"Sebagian
besar publik memilih Jokowi (32%) sebagai presiden. Setelah
Jokowi ada Prabowo (8,2%), Wiranto (6,8%), Megawati (6,1%) yang dipilih sebagai presiden. Sementara Aburizal Bakrie yang
secara resmi didaulat oleh Partai Golkar hanya dipilih oleh 3,3%," kata peneliti IRC Agus Sudibyo dalam pernyataanya, Senin
(15/7/2013) malam.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar