Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) terus mendorong agar Menteri
Keuangan Agus Marto Wardojo melakukan revisi proyek Mass Rapid Transit
(MRT) Jakarta terutama soal kesepakatan beban biaya (cost Sharing)
pinjaman dari Jepang.
Orang nomor satu di DKI Jakarta itu sempat
bercanda akan membatalkan proyek senilai kurang lebih Rp 15 triliun
tersebut. Jika Agus Marto tak kunjung merestui permintaannya soal revisi
proyek MRT.
Seperti diketahui Jokowi keberatan dengan
kesepakatan beban biaya (cost sharing) dari pinjaman tersebut, yang
sudah sepakati oleh gubernur sebelumnya di 2005 lalu.
Kesepakatan
pada waktu itu sebanyak beban biaya pinjaman 42% di antaranya
ditanggung oleh pemerintah pusat dan diwujudkan dalam bentuk hibah
kepada pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sedangkan 58% dari pinjaman JICA
dialokasikan sebagai penerusan pinjaman kepada Pemprov DKI Jakarta,
dengan skema pinjaman lunak.
"Ya saya nunggu tanggal 15 aja.
Seperti yang disampaikan Menkeu tanggal 15 atau 21. Ya nggak tau,
mungkin batal. Ha ha ha... Belum belum. Itu cuma guyon kok. Pokoknya
kita nunggu dari pemerintah pusat, kemenkeu," kata Jokowi sambil tertawa
saat ditanya jika Agus Marto tak setuju soal permintaan revisi proyek
MRT, di kediaman Agus Marto di Jl Tirtayasa III, Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan, Minggu (13/1/2013)
Sebelumnya Agus Marto akan mengambil
keputusan terkait permintaan revisi proyek Mass Rapid Jakarta (MRT)
pada 15 Januari 2013. Permintaan revisi atau kajian ini telah diminta
oleh Gubernur DKI Jakarta Jokowi terutama soal beban biaya proyek
tersebut.
"Kita akan bisa kasih jawaban tanggal 15 besok atau
paling lambat tanggal 21. Sudah dibicarakan dengan Pak Jokowi, dan
pemerintah pusat di bawah Menko perekonomian akan melakukan koordinasi.
Nanti kita berikan respons," kata Agus Marto ditempat yang sama.
Sumber :
finance.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar