Banyak yang mengagumi stamina Capres RI nomor urut 2, Joko Widodo
(Jokowi) dalam menjalani proses kampanye tanpa henti. Pengakuan
setidaknya datang dari anggota timses, simpatisan, dan wartawan yang
selalu mengikutinya selama masa kampanye.
Kata Jokowi, dia tak bisa menghindar sebab masyarakat juga ternyata menantikan kehadirannya.
"Bagaimana mau menghindari. Kan, kalau orang mengundang, sudah
mengumpulkan massa. Kalau kita tak datang, ya bisa dibayangkan
perasaannya. Maka sampai jam 3 pagi pun, mereka menunggu. Coba
ingat-ingat, jam 3 pagi pun kita masih ditunggu di sana sini," kata
Jokowi di Surabaya, Minggu (29/6/2014).
"Kekuatan Anda dari mana?" tanya seorang wartawan.
"Dari Allah dong," kata Jokowi.
Dia juga mengaku sebenarnya sering diingatkan Ketua Umum PDI-P,
Megawati Soekarnoputri agar membatasi waktunya bertemu masyarakat dalm
kampanye. Kata Jokowi, Megawati meminta dirinya menyelesaikan kampanye
hariannya hingga pukul 22.00 WIB.
"Praktiknya, ya sampai pagi juga," imbuh Jokowi.
Dia mengakui, meminum temu lawak yang disediakan istri setiap hari.
Namun di luar itu, Jokowi menyatakan kuncinya adalah tak memiliki beban.
"Asalkan bekerja itu tak ada beban, mesti enteng. Kalau kamu bekerja,
banting tulang untuk kepentingan, untuk sesuatu birahi, ya itu yang
bikin rusak badan. Itu betul. Pasti. Kalau saya, kan tak ada beban
apa-apa," kata Jokowi.
Jokowi mengaku belum mempunyai tim dokter khusus untuk merawatnya, walau tim dokter itu sebenarnya sudah disediakan oleh KPU.
Ketenangannya menghadapi hidup juga dipengaruhi pengalaman hidupnya, yang memperkaya batinnya.
"Naik turun, jatuh bangun, itu memperkaya batin. Saya merasakan
penderitaan yang lama, merasakan yang tak punya, seperti itu. Tapi mesti
inget, selalu mensyukuri. Kuncinya, kan slalu mensyukuri," kata Jokowi.
Ketika ditanya lebih jauh soal pengalaman terberatnya dalam hidup, Jokowi mengaku saat memulai kariernya di dunia usaha.
"Ya, jatuh bangun jatuh bangun. Wong kita mulainya dari tak punya
apa-apa. Saya, kan merasakan jadinya bagaimana orang tak punya,
merasakan jadi pengusaha kelas kaki lima, usaha mikro, gitu loh. Makanya
sekarang kita bisa bercerita, bisa ngomong, dan kita mengerti situasi,"
jelasnya. [beritasatu]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar