Calon presiden Joko Widodo dinilai mampu memaparkan visi-misi dan
program perekonomian yang konkret di hadapan pelaku dunia usaha.
"Apa yang diutarakan Jokowi sangat konkret dan jelas, tidak
mengada-ada. Memaparkan rencana kebijakan yang bisa diimplementasikan.
Apalagi Jokowi telah memiliki pengalaman administrasi saat memimpin Solo
dan Jakarta," ujar politisi PDI Perjuangan Nusyirwan Soejono, merespons
dialog Kamar Dagang dan Industri (Kadin), di Jakarta, Sabtu (21/6/2014) dinihari.
Menurut anggota Komisi V DPR-RI itu, apa yang dipaparkan Jokowi dan Jusuf Kalla, sesuai dengan pengalaman yang sudah dimiliki.
"Berdasarkan paparannya, duet Jokowi dan JK memahami persoalan yang
selama ini menjadi kendala utama kemajuan perekonomian Indonesia.
Terutama soal rendahnya daya saing produk dalam negeri yang berkaitan
problem di sektor infrastruktur, birokrasi dan kemampuan pembiayaan
pemerintah," kata Nusyirwan.
Jokowi dalam kesempatan dialog tersebut menjelaskan mengenai
pentingnya mempermudah perizinan. Menurut Nusyirwan, apa yang
disampaikan itu selama ini memang menjadi pemahaman umum. Diperburuk
lagi dengan birokrasi di Indonesia yang sangat rumit dan pengambilan
keputusan yang sangat lambat.
"Semua itu yang akan diselesaikan oleh Jokowi-JK apabila kelak
mendapat kepercayaan rakyat menjadi presiden dan wakil presiden,"
ujarnya.
"Sudah pasti dunia usaha sangat optimistis dengan pemaparan
Jokowi-JK. Apabila kendala yang ada selama ini dapat diatasi berarti
usaha dapat tumbuh maju," lanjut Nusyirwan yang juga merupakan salah
satu Ketua DPP PDI Perjuangan.
Dalam dialog Kadin, Jokowi menyebutkan ada tiga hal penting untuk
mendukung pembangunan ekonomi. Hal pertama yang harus dibenahi adalah
pembangunan manusianya bukan infrastruktur.
"Mengapa pembangunan nomor pertama yaitu manusia. Pembangunan
Indonesia dengan manusia memunculkan produktivitas, etos kerja, sehingga
gol terakhir daya saing kita lebih meningkat," ujar Jokowi.
Ia menambahkan, hal kedua adalah membenahi infrastruktur. Ia mengakui
memang masalah infrastruktur ini berkaitan dengan masalah pendanaan dan
perizinan.
"Infrastruktur yang ada diselesaikan dengan cepat. Berkaitan dengan
jalan, pelabuhan mudah-mudahan asal lapangannya diketahui dengan baik,"
tutur Jokowi.
Ketiga soal regulasi, menurut Jokowi ada banyak peraturan daerah yang
tak pro dengan dunia usaha dan investasi. Hal itu juga sama dengan
peraturan pemerintah. Oleh karena itu, Jokowi menyatakan akan membenahi
peraturan yang tak pro dunia usaha itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar