Kelompok musik Slank tak pernah membeda-bedakan siapa pun tokoh yang
ingin bertemu dengan mereka. Tak terkecuali dengan tokoh dari partai
politik. "Slank selalu terbuka, siapa pun, dari partai politik apa pun,
jika berkunjung di terima," kata Manajer Slank, Iffet Veceha Siddharta
kepada Tempo, di Yogyakarta, 19 November 2013 lalu.
Meski demikian, kata perempuan yang kerap disapa Bunda Iffet itu, Slank
tak pernah mau terlibat dalam kegiatan politik praktis. Meski tawaran
untuk mendukung partai politik tertentu kerap berdatangan. "Yang pasti
sampai 30 tahun ini, Slank setia untuk netral, tidak mendukung salah
satu partai tertentu," kata Iffet.
Sementara mengenai kedekatan
Slank dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, menurut Bunda Iffet, ada
cerita yang berbeda. Tahun 2011, saat Jokowi masih menjadi Wali Kota
Solo, Bimbim, pentolan Slank, tertarik untuk bertemu dengan Jokowi.
Ketertarikan itu muncul setelah membaca keberhasilan Jokowi menata kaki
lima di Solo. "Bimbim lalu nelpon pemerintah Solo, mau bertemu dan Pak
Jokowi mau," ujar Iffet.
Slank pun akhirnya bertandang ke Solo.
Di sana personil Slank dijamu seharian oleh Jokowi yang kebetulan
sedang libur. Jokowi juga tidak segan-segan mempresentasikan
keberhasilannya menata kaki lima. "Karena kagum dengan konsep Jokowi
itu, Bimbim langsung nyeletuk, 'Pak, kok enggak nyalon gubernur
Jakarta saja, biar konsepnya bisa diterapin di Jakarta'," ujar Iffet.
Menanggapi celetukan itu, Jokowi hanya tertawa saja.
Entah
secara kebetulan atau memang berhubungan, saat pemilihan Gubernur DKI
Jakarta tahun 2012, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
Megawati Soekarno Putri, ternyata benar-benar menunjuk Jokowi untuk maju
sebagai kandidat. Nah, saat itulah Jokowi menyempatkan diri untuk menyambangi markas Slank di Jalan Potlot. "Di situ beliau baru ngaku
soal kondisinya dan bilang, celetukan Bimbim jadi kenyataan. Dan beliau
tidak bisa menolak karena perintah Bu Mega," kata Iffet.
Sumber :
tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar