Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi mempersilakan partai
politik untuk memberikan bantuan kepada korban banjir. Ia berharap
bantuan yang disalurkan partai politik semata-mata dilatarbelakangi
oleh empati kemanusiaan, bukan karena alasan politis.
Untuk itu,
ia mengimbau agar bantuan disalurkan ke posko banjir setempat, tidak
perlu membuat posko sendiri yang malah akan menyulitkan koordinasi
bantuan. "Silakan saja kalau partai-partai ingin masuk ke lokasi
banjir. Tetapi, jangan membuat sendiri-sendiri sehingga koordinasinya
sulit," kata Jokowi, di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (16/1/2013).
Partai
politik yang ingin memberikan bantuan dipersilakan untuk berkoordinasi
dengan posko setempat. "Yang namanya posko kan pos komando, kalau
berjejeran di mana-mana, bagaimana kita memberikan komandonya," kata
Jokowi.
Sementara itu, untuk pemasangan atribut masing-masing
partai politik, Jokowi enggan menegaskan sikapnya lebih lanjut. "Yang
paling penting dalam satu koordinasi. Jangan pakai cap sendiri-sendiri,
bikin sendiri-sendiri. Satu tempat saja. Kan satu kota, satu negara,"
ujar Jokowi.
"Supaya dilihatnya rukun, satu posko saja agar komandonya juga jelas," tegas dia lagi.
Hujan
yang mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya sejak Selasa (15/1/2013)
dini hari sampai malam menyebabkan munculnya puluhan titik banjir di
Jakarta. Berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB), sedikitnya 50 kelurahan di Jakarta terendam banjir dengan
jumlah pengungsi lebih dari 6.000 jiwa.
Kepala Pusat Data
Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, puluhan titik
banjir itu disebabkan oleh beberapa hal. Yang terbesar adalah karena
meluapnya Sungai Ciliwung setelah menerima "kiriman" air dari Bendung
Katulampa, ditambah curah hujan yang hampir sepanjang hari kemarin
mengguyur Jakarta sehingga memicu meluapnya sungai-sungai lain.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar