Sekretaris Kabinet (Seskab), Dipo Alam menegaskan blusukan yang
dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bukan pencitraan
atau meniru gaya dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
Dipo menegaskan sejak awal pemerintahan SBY, aksi tersebut sudah
sering dilakukan. “Dari dulu juga begitu. Sekarang saja lebih sering
pakai protokoler karena Kemeterian Dalam Negeri menyebutkan agar
gubernur dan bupati menyambut presiden. Itu yang membuat waktu presiden
menjadi kurang untuk melakukan inspeksi,” katanya, Ahad (6/1).
Aksi Presiden SBY, ujar Dipo, dilakukan secara sistemik dan
berdasarkan evaluasi dan pelaporan yang terhimpun di UKP4. Secara
fisik, hasil program pemerintah memang dilaporkan tetapi dianggap perlu
pula untuk melihat secara langsung apa saja program yang terhambat dan
titik penyumbatnya.
Contohnya, terang Dipo, belum tersosialisasinya program Kredit Usaha
Rakyat (KUR) padahal ada dana untuk program ini digelontorkan triliunan
rupiah setiap tahunnya. “Kenapa nelayan dan warga tidak tahu caranya
memanfaatkan program KUR. Kita juga pergi dalam kaitan dengan
rencana-rencana pembangunan di Indonesia yang perlu perhatian,”
terangnya.
Tak hanya itu, blusukan Presiden SBY, ujar Dipo, juga untuk melihat
kinerja para pemerintah daerah. Dengan inspeksi mendadak itu, jajaran
pemerintahan tingkat bawah seperti bupati ataupun walikota bisa
terpantau kinerjanya apakah memberikan perhatian pada masyarakatnya atau
tidak.
Sumber :
republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar