Pakar kebijakan publik Andrinof Chaniago mengatakan sinyal yang
diberikan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, menolakan proyek
pembangunan enam ruas tol adalah hal yang wajar. Dia menganggap Jokowi
sapaan akrab Joko Widodo berusaha menunjukkan konsistensinya kepada
masyarakat.
“Tentu kalau pak Jokowi berusaha konsisten. Apa yang dia sampaikan
berdua dengan pak Basuki, ingin prioritaskan pembangunan sistem
angkuatan masal,” kata Andrinof, saat berbincang kepada Okezone, Selasa (29/1/2013).
Tetapi untuk enam ruas jalan tol itu, lanjut Andrinof, yang ada
kemungkinan untuk dua ruas tetap dipertimbangkan jokowi, ketika
menyatakan juga menyatakan jalur khusus logistik perdagangan.
“Logistik dari industri ke pelabuhan dan antara propinsi disitu
mempertimbangkan dua ruas. Sementara empat ruas tol lainnya kemungkinan
besar ditolak yang dua di pertimbangkan,” ungkapnya.
Sebelumnya Jokowi memberikan sinyal penolakan proyek pembangunan enam
ruas tol. Jokowi mengaku lebih mendukung pandangan untuk pengembangan
transportasi massal.
Pengembangan transportasi massal itu lebih bisa mengurai kemacetan dan pro terhadap masyarakat, ketimbang membangun tol.
Jokowi menjelaskan, besaran rasio jalan dengan jumlah kendaraan sangat
tidak seimbang. Namun, Jokowi menyatakan tetap memikirkan penambahan
jalan agar seimbang dengan jumlah kendaraan yang ada.
"Tetapi
kalau jalan itu, tol itu dibangun, itu kaya memberikan karpet merah
kepada mobil pribadi. Jadi mendorong orang untuk membeli mobil, faktanya
seperti itu," kata Jokowi usai menggelar rapat tertutup dengan
stakeholder enam ruas jalan tol di gedung Balai Kota DKI Jakarta, Senin
29 Januari kemarin.
Sumber :
okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar