Menghadapi perkiraan puncak air pasang laut pada 24-26 Januari
mendatang, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meminta Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk melakukan rekayasa
hujan. Rekayasa tersebut dilakukan agar hujan tidak turun saat yang
bersamaan dengan terjadinya rob.
"Yang bisa kami lakukan
bersurat ke BPPT agar hujan didorong tidak di tanggal itu. Karena
dikhawatirkan hujan bersamaan dengan air pasang. Hal itulah yang
dihindari," kata Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, di Balaikota Jakarta,
Selasa (22/1/2013).
Pihak Pemprov DKI juga akan segera
melakukan rapat koordinasi untuk mencari antisipasi lainnya. Jokowi
mengaku, tidak akan hanya mempersiapkan satu skenario melainkan beberapa
skenario untuk mengatasi banjir rob tersebut. "Kalau dari sisi
penanggulangan bencana, kita akan adakan briefing lagi untuk
betul-betul siap menghadapi banjir. Ada skenario satu hingga tiga. Akan
kita pakai juga skenario untuk menghadapi situasi diluar perhitungan
kita, seperti jebolnya tanggul Laturharhary yang memang diluar
ekspektasi dan skenario kita," jelasnya.
Sebanyak enam pompa mobile milik
Dinas Pekerjaan Umum DKI yang juga telah disiapkan dan Pemprov DKI juga
meminta Kementerian Pekerjaan Umum yang telah menyiagakan enam pompa mobile. Menurut Jokowi, kekuatan 10 pompa air tersebut tidak cukup untuk membuang atau menyedot air.
"Makanya
ketika ketemu dengan Presiden, kita minta supaya pembangunan pompa yang
di Marina, Pluit serta tengah barat dan timur dipercepat. Kalau kita
mau beli bisa saja beli. Tapi kan perlu pondasi, perlu infrastruktur dan
akan memakan waktu sampai 4 bulan," kata Jokowi.
Ia juga
menilai, untuk memperkuat bendungan agar tidak jebol, diperlukan waktu
yang tidak singkat. Sehingga Jokowi memilih untuk melakukan rekayasa
hujan melalui bantuan BBPT.
"Memperkuat tanggul dalam satu dua
hari ini memang tidak memungkinkan. Jadi kita pilih rekayasa cuaca untuk
menghadapi bencana," katanya.
Seperti diketahui, Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa pada
24-26 Januari mendatang akan menjadi puncak air pasang yakni mencapai 1
meter. Padahal saat ini kawasan Pluit, Jakarta Selatan masih terendam
banjir, karena diterjang rob dan limpahan air dari Waduk Pluit.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar