Lembaga survei Indonesia Research Centre (IRC) menemukan bahwa
pemilih Joko Widodo memberikan dukungan karena alasan psikologis.
Sedangkan Prabowo Subianto didukung oleh pemilih yang lebih rasional.
“Pemilih Jokowi dipengaruhi oleh faktor suka dan itu psikologis.
Prabowo pemilihnya cenderung rasional, mereka tidak hanya sekedar suka
atau tidak suka tetapi melihat kemampuannya,” kata Kepala Riset IRC,
Yunita Mandolang, Rabu (2/7/2014).
Kesimpulan tersebut merujuk pada hasil survey IRC yang dilakukan pada 14–20 Juni 2014 di seluruh provinsi di Indonesia.
Dikatakan, debat capres mampu kurangi angka swing voters yang semula sebanyak 38 persen menjadi 10 persen.
"Sebelumnya swing voters itu ada sekitar 37 - 38 persen,
survei terbaru kita menemukan sudah berkurang dan tinggal 10 persen. Itu
disebabkan oleh debat Capres yang membuat mereka memantapkan pilihan
Capresnya," ucap Yunita.
Menurutnya, debat Capres telah memberikan sekitar 20 persen suara
swing voters kepada Prabowo - Hatta. Sedangkan sekitar 10 persen kepada
pasanagan Jokowi - JK.
Massa mengambang tersebut berada di kalangan masyarakat kelas
menengah. Setelah menyaksikan langsung debat tersebut, persepsi mereka
berubah tentang masing-masing calon.
"Swing voters ini adalah kalangan menengah yang memiliki
banyak referensi berita tentang capres. Tetapi kian banyaknya kampanye
hitam, justru membuat mereka bingung. Nah, lewat debat, mereka dapat
melihat langsung capres yang juga mampu mengubah persepsi mereka pada
Capres," ujarnya.
Survey IRC menunjukkan Prabowo-Hatta unggul tipis dengan elektabilitas sebesar 47,5 persen. Sedang Jokowi sebesar 43 persen.
Dengan ambang batas kesalahan sebesar 2,8 persen. Kedua pasangan memiliki peluang sama besar untuk memenangkan Pilpres 2014
Penarikan sampel dilakukan dengan teknik acak bertingkat (multistage random sampling). Jumlah sampel valid 1200. Ambang kesalahan survei mencapai kurang lebih 2,8% pada tingkat kepercayaan 95%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar