Akhir-akhir ini peran Joko Widodo
(Jokowi) banyak diwarnai dengan keluhan dan seringkali mengajak pendukungnya untuk mengerti bahwa dirinya sedang "dianiaya" oleh kubu Prabowo, terakhir kalinya dikatai "sinting" oleh Fahri Hamzah sudah membuat Jokowi "terganggu", sehingga habis waktunya untuk terus-menerus menangkal isu. Padahal sebagai calon presiden RI ke-7, kecengengan itu harus disudahi. Memalukan sekali jika seorang presiden bertelinga tipis, apa lagi sering mengeluh seperti presiden yang akan digantikannya, benar-benar memalukan!
Kalau keluhan demi keluhan dan sangkalan demi sangkalan ditebarkan, jangan kaget jika pada pilpres nanti Jokowilah yang akan jadi pecundang, bukan orang yang disebut-sebut melecehkannya.
Pengamat politik dari LIPI, Siti Zuhro juga mempunyai pandangan yang serupa. Menurut Siti, Jokowi tak perlu terus-terusan menangkal isu negatif dalam
kampanyenya. Menurut dia, tidak semua kampanye hitam harus
diklarifikasi.
"Menurut saya, ada yang perlu diluruskan, ada yang tidak perlu
diluruskan. Fitnah yang tidak mendasar ya tidak perlu. Karena itu kan
memang diolah untuk menjatuhkan, untuk mengurangi dukungan. Yang penting
terus saja jalan," kata Siti di Media Center JKW4P, Jalan Cemara 19,
Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (2/7/2014).
Kalaupun memang harus diluruskan, lanjut dia, tak harus Jokowi yang
melakukannya. Tim kampanyelah yang bertugas meluruskan fitnah itu.
Siti menilai, capres dari PDIP itu hanya membuang-buang energi jika
dalam setiap kampanye hanya menangkal isu-isu negatif. Jokowi, menurut
dia, harusnya fokus mensosialisasikan program-program yang akan
dilakukan ke depan pada masyarakat.
Siti mengaku kaget ketika dalam sebuah orasi Jokowi mengatakan bahwa
dia juga bisa tegas. Menurutnya, apa yang dilakukan capres nomor urut
dua tersebut tidak bermakna. Tidak pula berpengaruh pada peningkatan
elektabilitas.
Dia menilai, harusnya Jokowi konsisten pada sikap politiknya yang aku rapopo meski diserang berbagai fitnah. "Orang Jawa itu tidak perlu ditegaskan lagi bahwa dia tegas," ucap Siti. [republika]
fitnah dibiarkan...dikira membiarkan...akhirnya dianggap benar....ngalah semakin diinjak-injak...ya mesti dilawan/klarifikasi...."aku rapopo" saja malah diplesetkan....kok dicuekin....sabar ada batasnya...
BalasHapus