Ketua Bidang Pendayagunaan Aparatur Partai Gerindra, Pius
Lustrilanang, mengakui hasil rekapitulasi suara Kawal Pemilu yang
mengunggulkan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla. Dalam catatan di akun
Facebooknya yang berjudul "Beroposisi Sama Terhormatnya dengan
Memerintah" yang diunggah hari ini, Kamis (17/7/2014), Pius mengatakan
perhitungan Kawal Pemilu sama dengan hasil hitungan data DB1-nya yang
diunggah oleh Komisi Pemilihan Umum.
"Saya mencoba menghitung data DB1 yang sudah di-upload di website
KPU, ternyata hasilnya tidak jauh beda dengan hasil yang ditayangkan di
situs www.kawalpemilu.org," katanya.
Dalam laman www.kawalpemilu.org, Prabowo-Hatta memperoleh 58.746.422
atau 47,17 persen suara. Sedangkan Jokowi-JK menggungguli mereka dengan
mengantongi 65.770.208 atau 52,82 persen suara. Data ini diperoleh dari
95,60 persen atau 452.328 tempat pemungutan suara dari total 472.672
TPS.
Pius menyampaikan salam hormat kepada siapa saja yang telah
mendedikasikan dirinya untuk mengawal pemilu sehingga berjalan jujur dan
adil. Menurut dia, siapapun presidennya, pememangnya adalah demokrasi.
Dia berharap sistem demokrasi Tanah Air semakin matang dan bisa
mendatangkan kemakmuran bagi seluruh rakyat. "Semoga rakyat tidak perlu
menyaksikan akrobat politik dagang sapi," katanya. Meski pun untuk
harapan itu dia mengatakan agak pesimis.
Dia juga menyampaikan hormat kepada partai yang berlapang dada
menerima kekalahan dan siap beroposisi. Menurut dia, oposisi bagi mereka
yang kalah adalah sikap yang sama terhormatnya dengan kesiapan
memerintah bagi yang menang. "Apapun pilihan yang diambil akan
menentukan peta politik Indonesia ke depan," katanya.
Dia berharap para elit partai bisa melihat kepentingan politik jangka
panjang. Bukan sekedar keinginan untuk berkuasa. Ia memprediksi hanya
akan ada dua kekuatan politik besar, yakni dua koalisi besar partai. [tempo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar