"Namanya juga politik" dan "biasa saja" adalah kalimat yang terlontar
dari mulut Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) saat ditanya soal adanya
upaya lawan politiknya untuk memperburuk citra positifnya di kalangan
masyarakat.
Ditemui di Balai Kota, Jakarta, usai seharian
blusukan pada Senin (18/11/2013) malam, politisi PDI Perjuangan itu
mengatakan,, dalam politik masing-masing pihak memiliki strategi. Jokowi
pun mengibaratkan adu strategi itu layaknya pertandingan sepak bola.
"Ada yang strategi menyerang, ada yang strateginya bertahan. Ada yang penyerangnya ditambah, wajar-wajar saja," ujarnya.
"Kan masing-masing punya strategi sendiri-sendiri. Kalau strategi saya ya kerjalah. Menyelesaikan persoalan ya kerja," ujarnya.
Kerja,
lanjut Jokowi, merupakan hal penting dalam dunia politik. Perspektifnya
bahwa politik merupakan cara manusia di dalam bernegara demi mencapai
kesejahteraan masyarakatnya adalah hal yang mutlak sekaligus tidak dapat
lagi untuk diganggu-gugat.
Bilamana ada kekurangan, Jokowi
mengakui bahwa manusia tak ada yang sempurna serta tak pernah luput dari
kesalahan. Yang paling penting bagaimana meminimalisir kesalahan dengan
rencana yang tepat dan baik. Ia yakin, kesejahteraan masyarakat
tercapai.
"Kayak di Solo, saya sudah bekerja sebaik-baiknya. Bahwa ada yang kurang-kurang, ya maaf, namanya juga manusia," ujarnya.
Saat diminta penegasan terkait sikapnya terhadap upaya lawan politiknya itu, Jokowi pun mengaku tidak terlalu memikirkannya. "Ndak apa-apa, mau apa sih. Kalau ndak dibiarin maunya saya apain, ya ndaklah, biasa saja," ujar Jokowi sambil terkekeh.
Sebelumnya
diberitakan, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo melihat
ada upaya memperburuk citra Gubernur DKI Joko Widodo alias Jokowi
mendekati Pemilu 2014. Pesaing Jokowi, menurut Tjahjo, sudah membentuk
tim khusus untuk memperburuk citra mantan Wali Kota Surakarta tersebut.
Tim
khusus itu, tutur Tjahjo, bahkan sengaja mendatangi Solo, Jawa Tengah,
untuk mengumpulkan informasi. Tjahjo mengaku menerima informasi ada
upaya pengumpulkan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) hanya untuk
mencari keburukan Jokowi.
Selain itu, tim ini juga bergerak ke
para pemilik media massa untuk mengurangi porsi pemberitaan Jokowi. Saat
ditanya siapa pihak yang membentuk tim itu, menurutnya, publik
sebenarnya sudah tahu sehingga ia tak perlu mengatakan. Tjahjo menyadari
popularitas dan elektabilitas Jokowi sebagai calon presiden membuat
banyak pesaing yang merasa khawatir.
Sumber :
tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar