Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengaku siap jika dipanggil
Dewan Perwakilan Rakyat terkait penanganan bencana banjir. Hal ini
diungkapkan Jokowi saat memantau perbaikan tanggul Latuharhari, Sabtu
(19/1/2013).
"Ya dipanggil saja. Kalau nanti diundang, saya
datang," kata Jokowi. Selebihnya dia mengatakan, Pemrov DKI akan
mengontrol kelayakan fungsi semua tanggul air di Jakarta.
Sejauh
ini, Jokowi sudah menerima laporan mengenai tanggul-tanggul yang
berpotensi jebol seperti tanggul Latuharhari. "Nanti setelah
perbaikannya rampung, kita akan kontrol semuanya. Cek semuanya, yang
enggak standar itu yang mana, yang belum baik yang mana," ujarnya.
Jebolnya
tanggul Latuharhari saat hujan deras, Kamis (16/1/2013) lalu,
memperparah banjir yang melanda sebagian besar wilayah Jakarta pada hari
itu. Wilayah yang terkena dampak paling parah terjadi di Kampung Melayu
(Jakarta Timur), Daan Mogot (Jakarta Barat), Rawajati dan kawasan
Casablanca (Jakarta Selatan).
Jalan-jalan protokol pun merasakan imbas dari luapan banjir. Tidak hanya itu, Istana Negara juga tak luput dari genangan air.
Banjir
tersebut juga mengakibatkan 14.164 warga harus mengungsi. Sedikitnya
90.582 warga Ibu Kota terkena dampak banjir dalam beberapa hari terakhir
ini.
Menanggapi musibah tersebut, anggota Komisi VIII dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS), Nasir Djamil,
mengatakan bahwa komisinya berencana memanggil Kementerian Sosial,
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Gubernur Banten Ratu Atut
Chosiyah, dan Gubernur DKI Jakarta Jokowi.
Pemanggilan pihak-pihak
tesebut, menurut Nasir, diperlukan untuk mendengar dan mengetahui
langsung langkah Kementerian Sosial dan BNPB dalam melindungi dan
melayani para pengungsi akibat banjir. Selain itu, pemanggilan dilakukan
berkaitan dengan status Jakarta yang diumumkan menjadi darurat banjir
hingga akhir Januari 2013.
Nasir mengatakan, Gubernur DKI Jakarta
dan Gubernur Banten diharapkan bisa memaparkan titik-titik mana saja di
daerahnya yang menjadi prioritas dalam upaya penanggulangan banjir.
"Komisi VIII ingin memfasilitasi agar di lapangan antara gubernur dan
kementerian bisa sinkron," ucapnya.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar