Popularitas 11 peserta Konvensi Capres Partai Demokrat masih tertinggal
jauh dibandingkan sosok Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang diprediksi
sejumlah pengamat bakal diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sebagai Capres pada
2014.
Fakta itu terungkap dari hasil riset yang dilakukan
Indonesia Indicator (I2) yang mencoba memotret kekuatan ekspose media
terhadap 11 peserta Konvensi Capres Partai Demokrat dibandingkan dengan
Jokowi. I2 merupakan lembaga riset berbasis piranti lunak Artificial
Intelligence (AI) untuk menganalisis fenomena politik, ekonomi, sosial
di Indonesia melalui pemberitaan (monitoring media).
"Perbandingan
popularitas peserta Konvensi Demokrat dibandingkan Jokowi yang
dimunculkan media dalam enam bulan terakhir terlihat menyolok,'' ujar
Rustika Herlambang
direktur komunikasi Indonesia Indicator(I2), Minggu (22/9/2013).
Menurut
Rustika, ekspose Jokowi melenggang jauh dibanding para peserta
konvensi. Akumulasi ekspose Jokowi di media, kata dia, mencapai 3 hingga
10 kali lipat dibanding dengan para peserta konvensi terutama dalam
enam bulan belakangan.
Dahlan Iskan saja, peserta konvensi yang
paling populer dalam beberapa survei, popularitasnya hanya sekitar 30
persen dari Jokowi. Atau dalam kata lain, ekspose Dahlan Iskan
sepertiga dari ekspose Jokowi,'' tutur Rustika.
Sedangkan, tutur
dia, ekspose Gita Wirjawan hanya seperlima dari seluruh pemberitaan
Jokowi dalam sebulan. Sementara popularitas Irman Gusman, Endriartono
Sutarto, AniesBaswedan, Hayono Isman, Sinyo Harry S, dan Ali Masykur
Musa sekitar 10 persen dari popularitas Jokowi dalam satu bulan
terakhir.
''Di sini tersirat tegas bahwa untuk mengejar
elektabilitas (yang ditentukan oleh survei), parapeserta konvensi harus
menaikkan popularitas mereka. Media adalah salah satu sarana penting
sebagai jembatan untuk memperkenalkan mereka kepada publiknya,'' ungkap
Rustika.
Apalagi, kata dia, Partai Demokrat menetapkan standar
para peserta Konvensi Demokrat harus mampu melampaui Jokowi. Menurut
Rustika, untuk bisa menyamai atau bahkan menyalip popularitas Jokowi
tidaklah mudah.
Menurut dia, ajang sosialisasi para peserta
konvensi tentunya memberi dampak, baik langsung maupun tidak terhadap
ekspose Jokowi. ''Saat ini ada penurunan ekspose Jokowi, sementara para
peserta mulai merangkak naik. Hal ini tentunya memberikan harapan,''
kata
Untuk mengalahkan Jokowi, papar Rustika, para peserta
Konvensi Demokrat tentunya tidak hanya berpatokan pada ekspose saatini
saja. ''Belajar dari pengalaman Obama tahun 2008 saat mengalahkan Mc
Cain yang mewakili partai penguasa dicapai dengan menaikkan ekspose
lebih dari tiga kali, baik di media mainstream maupun media sosial,''
cetusnya.
Apabila hal itu ingin diterapkan terhadap Jokowi,
ungkap Rustika, para peserta konvensi harus dapat menarik perhatian
media berkali lipat dibanding apa yang telah mereka lakukan selama ini.
"Para
kandidat harus berusaha keras untuk meningkatkan aktivitas yang menarik
dan punya news value sehingga bisa menjadi media darling baru. Tidak
bisa mengandalkan liputan konvensi yang terbatas pada seremoni,'' kata
Rustika.
Para peserta Konvensi Demokrat, tutur dia, harus berani
bersikap terhadap isu aktual yang tengah menjadi perhatian public dan
media. "Bila perlu menampilkan sesuatu yang masih genuine (ingat
bagaimana Jokowi memulai dengan mobil
Esemka?). Tidak bisa mengandalkan isu umum karena pribadi Jokowi yang
unik masih menjadi magnet utama media saat ini,'' paparnya.
Rustika
mengingatkan, sudah tidak bisa lagi kandidat memainkan lagu yang sama
apalagi mengikuti jejak yang pernah ditorehkan Jokowi sebelumnya.
Sumber :
republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar