Sejumlah tokoh lintas agama mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk
membatalkan rencana pengangkatan Komisaris Jenderal (Pol) Budi Gunawan
sebagai kepala Kepolisian RI yang ditetapkan berstatus tersangka oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Kami menghargai jiwa kenegarawanan
Presiden Joko Widodo yang menunda pelantikan Kapolri, namun hal ini
belum cukup. Kami menuntut presiden membatalkan pelantikan Budi Gunawan
sebagai Kapolri," ujar Romo YR. Edy Purwanto, salah satu tokoh agama
Katolik, Sabtu (17/1/2015).
Pernyataan Edy ini disampaikan dalam forum
Seruan Tokoh Lintas Agama yang diikuti oleh Nyoman Udayana dari tokoh
agama Hindu, Romo Edy Purwanto dari tokoh agama Katolik, Romo Benny
Susetyo dari tokoh agama Katolik, KH. Masdar Mas'udi dari tokoh agama
Islam, Pendeta Dr. Henriette Hutabarat Lebang dari tokoh agama Kristen,
Romo Frans Magnis Suseno dari tokoh agama Katolik, Rumadi Ahmad dari
Wahid Institut dan Pendeta Gomar Gultom dari tokoh agama Kristen.
Para tokoh lintas agama ini tidak hanya mendesak presiden untuk
membatalkan, tetapi juga menuntut janji yang dulu digadang-gadang oleh
Jokowi saat kampanye dulu, mengenai revolusi mental.
"Jokowi
jangan bermain-main. Rakyat akan menagih janjinya dan akan terus
memantau," ujar Romo Benny Susetyo, seorang tokoh agama Katolik.
Pada
Jumat (16/1/2015) Presiden Jokowi mengumumkan menunda pengangkatan Komjen
Pol Budi Gunawan sebagai Kapolri, namun ia secara resmi telah
memberhentikan Jenderal Sutarman dari jabatannya dan menunjuk Komjen Pol
Badrodin Haiti sebagai pelaksana tugas.
Benny berpendapat,
penundaan ini adalah cara Presiden Jokowi untuk meredakan kegaduhan
politik yang dinilai cukup menekan dirinya dari berbagai arah.
"Ia
harus mengambil tindakan. Kalau ia tetap mengangkat (Komjen Pol Budi
Gunawan sebagai Kapolri), akan terjadi conflict interest," ujar Benny.
Beberapa
pihak merasa Jokowi mendapat tekanan dari berbagai arah, mulai dari
istana, DPR, KPK hingga kubu parpol yang melatarbelakangi pencalonan
dirinya sebagai presiden dulu.
Dengan berbagai tekanan ini, Benny
menyarankan kepada Jokowi untuk lebih mengedepankan kepentingan rakyat
jauh di atas kepentingan-kepentingan golongan.
"Jokowi itu
dipilih oleh rakyat, bukan partai politik dan itu harus menjadi
kesadaran dirinya," ujar Benny yang juga menyayangkan keputusan Jokowi
ini cukup membuat penilaian publik terhadap pemerintahannya merosot
tajam setelah tiga bulan memerintah.
Selain mendesak Jokowi untuk
tidak hanya sekadar menunda tetapi membatalkan pengangkatan Budi
Gunawan, para tokoh lintas agama ini juga meminta Dewan Perwakilan
Rakyat agar lebih mendengarkan suara rakyat dan tidak mengedepankan
kepentingan politik sesaat.
"DPR jangan memanipulasi suara
rakyat, karena kalau DPR terjebak dalam pragmatis politik, ia sudah
kehilangan mandatnya," ujar Benny.
Mereka juga meminta KPK agar
sesegera mungkin menyelesaikan kasus-kasus hukum, termasuk terhadap
beberapa pejabat publik lainnya yang terindikasi kasus korupsi.
Rencananya para tokoh lintas agama ini akan mendatangi KPK pada Senin (19/1) siang untuk mendukung penuntasan permasalahan ini. [cnnindonesia]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar