Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mengumumkan menunda pengangkatan Komjen Pol Budi Gunawan (BG) yang ditetapkan tersangka di KPK, menjadi Kapolri pada Jumat (16/1/2015). Mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Laode Ida mengatakan Presiden dalam posisi sulit.
“BG beban berat Presiden Jokowi. Putusan sidang paripurna DPR yang setujui BG sebagai Kapolri merupakan ujian terberat, bagaikan disuguhi buah simalakama,” kata politikus Laode Ida di Jakarta terkait keputusan Presiden Jokowi memilih menunda pengangkatan Budi Gunawan, Sabtu (17/1/2015).
Menurut Laode, jika Budi Gunawan (nantinya) tak diangkat, bisa berarti Presiden Jokowi akan berhadapan dengan
partai politik pendukungnya seperti PDIP, bahkan gerbong Koalisi Merah Putih (KMP) sekaligus.
“Jika mengangkatnya, bisa berarti mengkhianati gerakan pemberantasan korupsi yang jadi misi utama reformasi. Sekaligus, bukan mustahil akan berhadapan dengan rakyat banyak yang sebagian besar pemilih dan pendukungnya,” kata Laode. Terkecuali, jika BG ternyata tidak terbukti sebagaimana disangkakan terlibat kasus populer dengan sebutan “rekening gendut” Rp57 miliar.
“Ya, kita doakan saja semoga Presiden RI ketujuh ini bisa melewati tantangan berat,” tambah Laode.
Laode berharap Jokowi percaya dan meyakini Allah selalu membimbing umatnya untuk ke luar dari masalah. “Apalagi jika itu semua didasari oleh oleh dan tujuan luhur bagi kemaslahatan umat.”
Laode menilai, masalah ini sebenarnya tak perlu ada apabila KPK sejak awal mengumumkan nama-nama yang masuk dalam daftar stabilo merah dan kuning saat Presiden Jokowi mengajukan daftar calon anggota kabinet ke KPK pada Oktober 2014.
Selain itu, lanjutnya, kalau KPK menjadikan tersangka BG jauh sebelum dilakukan fit and proper test, tentu Jokowi tak akan mengajukan yang bersangkutan ke DPR.
“Tetapi, semuanya sudah terjadi. Kini, tinggal pikiran-pikiran (para elite politik) bijak yang menentukan,” pungkasnya. [lensaindonesia]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar