Blusukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) diangap sebagai
pemborosan. PDIP dan Gerindra menilai blusukan Jokowi sudah benar dan
wajib dilanjutkan.
"Saya kira sih satu kegiatan blusukan adalah
satu metode untuk mencari tahu tentang kondisi sesungguhnya, jadi tetap
bagus ya, dan layak dilanjutkan Pak Jokowi," kata Wakil Ketua Umum
Gerindra, Fadli Zon, Minggu (21/7/2013).
Fadli menilai anggaran blusukan tidak akan mahal. Sebab blusukan Jokowi tidak ada protokoler.
"Saya
kira blusukan itu salah satu metode incognito atau metode yang tidak
terlalu protokoler supaya bisa menyerap aspirasi masyarakat," katanya.
Pandangan
senada disampaikan Sekjen PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo. Tjahjo sepakat
agar Jokowi melanjutkan blusukan yang sudah menjadi gaya
kepemimpinannya.
"Blusukan kan gaya kepemimpinan agar dapat langsung mendengar aspirasi masyarakat," tegas Tjahjo.
FITRA
merilis jumlah anggaran blusukan Jokowi mencapai Rp 26,6 miliar. Dana
ini disebut berasal dari anggaran penunjang operasional APBD 2013. Jika
dijabarkan, maka dalam sehari Jokowi dianggarkan mengeluarkan dana Rp 34
juta untuk kegiatan blusukannya.
Pada Februari lalu, Wakil
Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama menjelaskan bila ia menghabiskan
dana Rp 26 miliar dari dana penunjang operasional (26/2/2013). Anggaran
tersebut dikeluarkan dalam bentuk bantuan dana.
Ahok menegaskan
hanya mengambil 0,1 persen saja dari PAD DKI. PAD DKI tahun 2013 ini
ditargetkan Rp 26.670.448.766. Dengan begitu, tunjangan dana operasional
yang diterima Jokowi dan Ahok tahun 2013 ini mencapai Rp 26,6 miliar.
Bila
dibagi dua, masing-masing mendapatkan tunjangan dana operasional
sebesar Rp 13,3 miliar tahun 2013 ini atau masing mendapatkan Rp 1
miliar per bulan.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar