Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertolak ke tanah Borneo, blusukan di daerah
perbatasan. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Marwan Djafar mengaku memang ada arahan khusus terkait
pembangunan desa tertinggal, khususnya desa-desa di perbatasan.
"Kita
memang diberikan arahan bahwa salah satu tugas pokok saya untuk khusus
di daerah perbatasan," kata Marwan usai Rakor di Kementerian Pembangunan
Manusia dan Kesejahteraan, Jakarta Pusat, Selasa (20/1/2015).
Menurut
Marwan, pembangunan desa di perbatasan mendapatkan perhatian khusus
pemerintah Pasalnya sejumlah desa dalam kondisi sangat tertinggal.
Ditambah, desa-desa di perbatasan adalah teras terluar Republik
Indonesia.
"Jadi sejak awal tugasnya memberdayakan desa-desa
perbatasan dan dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) kita
memang fokus pada perbatasan," ucap Marwan.
Marwan menyatakan
ada 17 ribu desa yang sangat tertinggal dan sebagian besar ada di
perbatasan sehingga menjadi prioritas pemerintah. Namun, menurut Marwan,
anggaran khusus untuk desa-desa di perbatasan belum tersalurkan.
"Makanya saya mengetuk hati Bappenas, ini diperhatikan. Kalau tidak, bagaimana kita bergerak?" ujar Marwan.
"Dana
semua dapat, nggak ada kendala apa pun, tapi ada treatment khusus
tambahan untuk desa-desa di perbatasan. Masih ada 27 kabupaten
tertinggal di perbatasan, itu 15 darat dan 12 di laut," tambahnya.
Treatment
khusus yang dimaksud adalah anggaran khusus desa di perbatasan selain
dana desa Rp 1 miliar. Namun tak jelaskan besaran dana khusus tersebut.
"Untuk
dana desa, semua dapat. Di luar dana desa, ada intervensi khusus untuk
desa-desa yang tertinggal dan sangat menyedihkan. Itu mayoritas
tertinggal di perbatasan," ucap Marwan. [detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar