Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan membangun perbatasan Indonesia, di mulai dari Entikong, Kalimantan Barat.
"Perbatasan
akan dibangun mulai dari Entikong ini. Tahun ini kita akan mengubah
total kawasan perbatasan," katanya seusai peresmian Masjid Raya
Mujahidin Pontianak, Selasa, 20 Januari 2015. Pemerintah mengalokasikan
dana Rp 1 triliun lebih untuk pembangunan perbatasan Entikong, Kabupaten
Sanggau, Kalimantan Barat.
Secara khusus, kata dia, akan dibangun dry port di kawasan tersebut beserta sarana pendukungnya. Dengan dibangunnya dry port atau in land port,
maka akan memudahkan kegiatan ekspor-impor. Tak hanya itu, jalan-jalan
juga akan diperbesar. "Jalannya bukan hanya gede, tapi gede banget,"
katanya.
Pembangunan kawasan perbatasan ini, kata Jokowi
sebagai etalase, untuk membuktikan kepada negara lain bahwa Indonesia
mampu membenahi perbatasan. Jalan-jalan nasional akan menjadi prioritas
untuk dibenahi.
Gubernur Kalbar Cornelis menambahkan, pemerintah daerah mengharapkan
pembangunan perbatasan yang terintegritas satu sama lain. "Selama ini
aturan-aturan belum sinkron. Masing-masing berada di kementerian yang
berbeda," kata Cornelis. Sehingga, anggaran untuk masing-masing sektor
pun masih terpisah.
Cornelis mengharapkan agar pengelolaan
perbatasan berada di bawah Presiden langsung. Sehingga memudahkan untuk
berkoordinasi dalam satu perencanaan yang menyeluruh.
Besok Jokowi akan berkunjung ke tiga titik perbatasan Kalimantan Barat.
Perbatasan yang dikunjungi adalah Paloh di Kabupaten Sambas, Entikong
di Kabupaten Sanggau, dan Badau di Kabupaten Kapuas Hulu.
Kecamatan Entikong yang disebut-sebut sebagai titik awal pembangunan
perbatasan Indonesia, berjarak sepuluh jam perjalanan dari Kota
Pontianak. Entikong adalah kecamatan yang menghubungkan Indonesia dengan
distrik Tebedu, negara bagian Sarawak, Malaysia. Jaraknya 314 km, namun
terdapat beberapa bagian ruas jalan yang rusak berat. [tempo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar