Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tiba di Masjid Raya Mujahidin Pontianak, Kalbar bersama istri dan rombongan, Selasa (20/1/2015) pukul 09.21 WIB.
Presiden Jokowi memakai kemeja putih lengan panjang dan
celana panjang hitam serta kopiah hitam. Sementara Ibu Negara Iriana
mengenakan baju dan kerudung warna cokelat serta celana panjang hitam.
Kedatangan Presiden Jokowi disambut dengan tepung tawar, yang merupakan tradisi melayu di Pontianak.
Tepung tawar adalah salah satu prosesi dalam acara adat Melayu, yang
biasanya dilakukan pada beragam acara. Mulai dari pernikahan, sunatan,
menyambut jemaah haji, syukuran, menyambut tamu agung, dan lainnya.
Presiden Jokowi mendapat perhatian dari warga setempat, warga antusias untuk berfoto bersama.
Ikut mendampingi dalam kunjungan kali ini, Gubernur Kalbar, Cornelis bersama istri, berpakaian baju
merah, dan Wakil Ketua MPR RI, Oesman Sapta Odang.
Kedatangan Jokowi disambut dengan tepung tawar, yang merupakan tradisi melayu di Pontianak.
Peresmian masjid
ditandai dengan penandatanganan prasasti.
Pada sambuannya, Presiden Jokowi meminta pengurus masjid gencar menyampaikan bahaya narkotika dan obat-obatan berbahaya (narkoba).
"Saya titip masalah narkoba disampaikan secara gencar. Posisi kita
dalam darurat narkoba," kata Presiden Jokowi saat meresmikan Masjid Raya
Mujahidin di Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (20/1/2015).
Presiden
menyebut Indonesia dalam kondisi darurat narkoba karena saat ini ada
hampir 4,5 juta orang yang harus direhabilitasi; 1,2 juta yang tak bisa
direhabilitasi; dan 50 orang per hari atau 18.000 orang per tahun yang
meninggal dunia akibat narkoba.
"Lewat masjid sampaikan bahaya narkoba," katanya.
Pada
kesempatan itu Presiden juga menanyakan apakah masyarakat menyetujui
hukuman mati dalam kasus narkoba dan dijawab setuju oleh para hadirin.
"Ada 64 orang yang divonis mati. Mereka minta grasi, semua kita tolak, meski banyak tekanan dari sana sini" katanya.
Ia
kembali menegaskan bahwa Indonesia sekarang dalam kondisi darurat
narkoba, dan bisnis narkoba bahkan ada yang dikendalikan dari dalam
penjara.
"Yang terkena tidak hanya anak muda, tapi institusi seperti perguruan tinggi, pembantu rektor saja kena," katanya.
Presiden menyatakan pemerintah akan bertindak tegas terhadap
penjahat narkoba, antara lain dengan menolak pemberian grasi dalam kasus
itu.
"Saya titip ke pengurus masjid, ke ustad dan lainnya, sampaikan masalah ini karena merusak generasi muda," katanya.
Selain
itu dia juga meminta warga memakmurkan Masjid Raya Mujahidin yang besar
dan megah itu. "Saya titip makmurkan dan gunakan masjid ini untuk
syiar," katanya.
Selanjutnya Presiden Jokowi
didampingi Ibu Negara Iriana melakukan peninjauan ke sejumlah bagian
Masjid Raya Mujahidin.
Ikut hadir dalam persemian masjid itu
antara lain Sekretaris Kabinet Andi Wijayanto, Wakil Ketua MPR Osman
Sapta, Wakil Ketua MPR Hidayat Nurwahid, Anggota Dewan Pertimbangan
Presiden Sidharta Danusubroto, Kepala BIN Maciano Norma. [antara]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar