Publik ingin Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakhiri polemik
soal Kapolri. Untuk itu, Presiden sebaiknya segera memilih Kapolri
definitif.
Publik khawatir kosongnya kursi Kapolri definitif bakal melahirkan
dualisme kepemimpinan di tubuh Polri. Saat ini, Polri dipimpin Komjen
Badrodin Haiti yang ditunjuk Jokowi menjadi Plt Kapolri.
Mayoritas responden dalam survei LSI meminta Jokowi untuk segera
mengulang proses pencalonan Kapolri. Publik juga meminta pelibatan KPK
dalam pencalonan ulang itu. Setelah terpilih Kapolri harus segera
melantik.
"Sebanyak 77.27 persen publik meminta Jokowi libatkan KPK dalam proses
ulang pemilihan Kapolri definitif," kata peneliti LSI Adrian Sopa saat
memaparkan hasil survei di Kantor LSI, Wisma Dua Graha Rajawali, Jakarta
Timur, Selasa (15/1/2015).
Sebab lanjut Adrian, publik menilai ketika melantik Budi Gunwan, Jokowi
tak melibatkan KPK. Padahal, ketika menyusun kabinet kerja mantan
Gubernur DKI Jakarta itu melibatkan KPK dan hal itu ditanggapi positif.
"Proses ulang menentukan Kapolri definitif memerlukan KPK untuk
menghindari calon bermasalah seperti yang ada sekarang," pungkas Adrian.
Adrian melanjutkan, meski memilih Kapolri merupakan hak prerogatif
Presiden tapi publik menilai alangkah lebih baik jika KPK dilibatkan.
Alasannya, untuk mencari calon Kapolri dengan jejak rekam yang bersih.
Survei ini digelar sejak 17-18 Januari 2015. Survei menggunakan
metodelogi quick poll, multistage random sampling dengan responden 1.200
orang serta margin of error 2,9%. Survei ini pun diperkuat dengan riset
kualitatif yakni analisis media, focus group discussion dan in depth
interview. [metrotvnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar