Presiden Joko Widodo (Jokowi) disarankan turun tangan mengatasi
kisruh yang terjadi menyusul penangkapan Wakil Ketua KPK Bambang
Widjojanto oleh polisi. Pemimpin bangsa ini diharapkan dapat menunjukkan
kewibawaannya agar rakyat tenang.
Saran itu disampaikan pakar
hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra, menyikapi kisruh antar lembaga
penegak hukum di negeri ini.
Dia menyatakan, seorang presiden merupakan
penanggung jawab bangsa dan negara.
Walaupun tidak dapat melakukan intervensi atau mencampuri kewenangan
KPK atau mencampuri kewenangan pengadilan, tapi apa pun yang dilakukan
lembaga-lembaga penegak hukum akan berimbas pada negara.
"Karena
itu presiden bukan hanya melaksanakan tugasnya sebagai seorang presiden
seperti yang diatur konstitusi. Tetapi sebagai pemimpin bangsa dan
pemimpin negara, presiden harus menggunakan pengaruh pribadinya untuk
berbicara dengan penyelenggara negara yang lain untuk memecahkan
persoalan seperti ini," ucap Yusril di Pengadilan Negeri Medan, Jumat
(23/1/2015).
Yusril menyatakan Polri tidak bisa disalahkan jika menggunakan kewenangannya. Persoalannya, semua pihak semestinya menahan diri.
"Mereka
punya kewenangan untuk menangkap, mereka punya kewenangan untuk
menahan, tapi kapan kewenangan itu akan digunakan? Itu kan soal wise,
soal kebijaksanaan, saya pikir jangan sampai negara kita ini kesannya
kisruh terus," papar Yusril.
Kalau negara kesannya kisruh terus,
rakyat tidak akan tenang. Pembangunan ekonomi tidak jalan. Jika hal itu
terjadi, negara lain pun akan menertawakan Indonesia.
Karena itu, kewibawaan seorang Presiden Jokowi yang dipilih rakyat sangat diuji terkait kisruh ini.
"Karena
itu rakyat harus mengerti, memilih seorang presiden itu bukan hanya
karena kelihatan lugu dan kelihatan dekat dengan rakyat. Akan tetapi
Presiden harus seseorang yang memiliki kepribadian yang kuat dan
kewibawaan yang besar di mata rakyat dan bangsanya. Di dalam keadaan
krisis seperti ini, kewibawaan presiden itu nyata," tegas Yusril. [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar