Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, Jakarta harus menjadi salah satu
kota yang siap saat menyambut perdagangan bebas antar negara-negara
ASEAN pada 2015 mendatang. Meningkatkan kualitas serta memperbaiki
manajemen produk lokal pun harus dilakukan.
"Kalau ketakutan
(produk lokal tak dapat bersaing), ya harus disiapkan. Kita harus siap
menyerbu, bukan diserbu," ujarnya di sela Meeting of the
Governors/Majors of the Capitals of ASEAN di Hotel JW Marriott, Jakarta,
Rabu (18/9/2013).
Sebagai pria yang mengawali jalur politiknya
dari dunia usaha, Jokowi mengaku paham bagaimana meningkatkan kualitas
serta menata manajemen distribusi agar barang dagangan laku di pasaran.
Aspek paling utama yang paling memengaruhi persaingan adalah harga yang
harus kompetitif.
Harga barang, kata Jokowi, erat kaitannya
dengan harga bahan baku, upah buruh, pajak, pungutan, serta pengeluaran
lain yang ada di suatu kota. Ia pun akan mengupayakan agar hal-hal tadi
bisa diminimalisasi agar tak membuat harga jadi mahal.
Hal kedua
adalah bagaimana mempromosikan barang dagangan tersebut. "Kemudian,
kualitas barang. Kalau standar baik, jualnya mudah, semuanya harus
dikemas dengan kualitas baik," ujarnya.
Meski demikian, Jokowi
menegaskan posisinya di pertemuan tersebut sebagai gubernur yang hanya
memiliki kewenangan di kotanya. Untuk persiapan 33 provinsi di Indonesia
yang lain, Jokowi hanya bisa berharap pada pemerintahan pusat.
Acara
tersebut dihadiri oleh negara ASEAN, yakni Brunei Darussalam, Kamboja,
Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Masing-masing negara menyertakan 11 delegasi, di mana satu di antaranya
adalah kepala daerah. Hingga pukul 14.15 WIB, acara dilanjutkan dengan
acara bertukar pikiran antar-kepala daerah.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar