Ketua Lembaga survei Cirus Surveyor Group, Andrinof Chaniago, menganggap gaya Gubernur DKI Joko Widodo alias Jokowi berbeda dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sebagai pemain pencitraan, kata dia, Yudhoyono kerap tampil sebagai orang yang gagah dan piawai berpidato. Sedangkan citra Jokowi terbentuk lewat kerja-kerjanya.
"Jokowi jangan disuruh pidato panjang lebar, bisa turun nanti elektabilitasnya," kata Andrinof saat menggelar rilis hasil survei lembaganya di kawasan bisnis Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (16/3/2014).
"Makin banyak Jokowi berorasi, makin banyak yang hilang suaranya."
Jokowi, kata dia, lebih suka membangun komunikasi langsung dengan orang di lapangan. Andrinof mengklaim Jokowi selalu menggunakan handy-talky dengan semua bawahan, termasuk petugas penjaga Pintu Air Katulampa. "Persepsi yang lahir dari Jokowi masih bermuatan fakta, beda dengan Yudhoyono."
Andrinof menganggap Jokowi pemimpin efektif yang bisa menertibkan warga tanpa ada konflik dengan aparat. Sutiyoso, gubernur yang juga mantan Wakil Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus, tak mampu menertibkan Pasar Tanah Abang meski sudah dua periode menjabat. "Jokowi seorang pekerja keras, bukan orator yang hebat," ujarnya.
PDI Perjuangan resmi mengusung Jokowi sebagai calon presiden pada Jumat, 14 Maret 2014. Akun Twitter PDI Perjuangan mengumumkan pencalonan Jokowi sekitar pukul 14.44 WIB. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri membacakan mandat penunjukan Jokowi didampingi Ketua Badan Pemenangan Pemilu Puan Maharani.
Selain menunjuk Jokowi sebagai capres, Megawati memberi tiga perintah harian kepada jajaran PDI Perjuangan. Partai berlambang banteng itu juga merilis logo pencapresan Jokowi dengan gambar wajahnya serta latar belakang warna merah khas PDI Perjuangan dan tanda pagar #JKW4P lewat Twitter.
Sumber :
tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar