Sunguh aneh, setelah habis-habisan mencemooh Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) tentang
popularitasnya yang membuat banyak masyarakat jatuh hati, Ketua Majelis
Pertimbangan Partai Amanat Nasional, Amien Rais malah meminta kader-kader PAN untuk meniru kader terbaik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu.
Dalam kegiatan silahturahmi kader PAN Provinsi Kepri dengan Ketua MPP
DPP PAN, Amien Rais, Jumat (27/9/2013) siang di Rumah PAN, ia malah
mengimbau agar kadernya bisa meniru jejak langkah Jokowi yang gemar
turun ke tengah-tengah masyarakat, ketimbang memajang foto besar-besaran
di jalan.
Langkah turun ke lapangan dan menemui masyarakat secara langsung, itupun seperti yang diceritakannya terjadi di negara lain.
"Jadi Anda harus bisa keluar masuk kampung, ke tengah masyarakat.
Bisa ke masjid, atau ke pabrik sana Anda datang lalu shake hand
(bersalaman) itu lebih cespleng. Gambar di tengah jalan itu paling cuma
bisa memikat delapan persen. Jokowi karena blusukan itu makanya terkenal
banget. Ada masyarakat yang merasa merinding Gubernur mau blusukan,
padahal biasa saja. Tapi karena turun, melambung, akhirnya merebut hati
rakyat. Jadi jangan kalah dengan Jokowi," ungkap Amien Rais.
Menurutnya, tidak ada boleh waktu kosong bagi kader PAN tanpa kampanye bagi partai.
"Kalau dapat kursi yah itu kehendak dari sana. Kalau pun tidak, kita sudah sumbang suara untuk partai kita," tegasnya.
Secara nasional, Amien merasakan dan berharap pada Pemilu nanti, PAN
mampu meninggalkan posisi partai nomor lima yang sudah diduduki tiga
tahun berkali-kali. Ia bahkan yakin double digit menjadi jangkauan
partai yang didirikannya itu.
"Kita tinggal menambah separuh lagi, sekitar 10,5 hingga 11 persen.
Mengingat sekarang ini aset partai sudah banyak, seperti kantor DPW,
lalu kader yang punya jam terbang lumayan. Akumulasi pengalaman politik
dan semangat, kami yakin double digit ada dalam jangkauan," katanya.
Berada di posisi nomor lima selama ini, kata Amien, PAN selalu dihadapkan sebagai pengikut, bukan sebagai lokomotif.
"Cuma jadi pak turut atau bu turut saja, ikut yang gede. Nggak enak
rasanya, karena cuma jadi pengikut. Makanya kita targetkan keluar dari
posisi itu, di atas lima yah nomor empat. Syukur-syukur jadi nomor tiga.
Ini juga bagian mendukung impian mas Hatta (Hatta Rajasa)," tambahnya.
Menurut Amien, jika partai masih di persentase single digit, belum dapat secara maksimal mengubah negara ini.
"Partai kalau baru 6 sampai 7 persen aduh, kalau ibaratnya mau mukul
pun jab-jab eneng. Tapi kalau bisa 80 persen bisa knock down. Bagus
kalau knock out. Kalau kecil kita nggak punya political average," ujar Amien lagi mengingatkan para kader di Provinsi Kepri.
Terakhir, Amien juga mengingatkan agar kadernya tidak terlalu fokus
pada polling. Ia sendiri mengaku tidak lagi mempercayai polling.
Pasalnya, setiap kali pemilu, PAN selalu dituliskan pada polling yang
rendah, tapi kenyataannya justru bisa dua sampai tiga kali lipat.
"Tapi bukan berarti begitu, kami meremehkan polling," ujarnya.
Langkah Amien Rais ini, membingungkan bukan saja bagi kader PAN tetapi masyarakat pada umumnya, sehingga sangat sulit menyangkal bahwa Amien Rais adalah tokoh yang hanya mengutamakan kekuasaan dibandingkan nilai-nilai luhur, keja keras dan kesetiaan yang selama ini ditunjukkan oleh Jokowi secara kasat mata.
Sumber :
tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar