Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) membenarkan ada anggaran sebesar Rp 26,6 miliar. Namun, ia menampik jika dana itu digunakan untuk blusukan. Menurutnya, dana itu adalah dana taktis yang bisa dikeluarkan cepat.
Jokowi
mengatakan, dana itu digunakan untuk koordinasi masalah yang mendesak,
misalnya keamanan, kebakaran, logistik, dan sebagainya. Itu pun, kata
Jokowi, tak digunakan seluruhnya.
"Blusukan kan modal
cuma jalan kaki kok. Itu kan masalah anggaran, bukan soal penggunaan.
Kalau realisasinya, separuh juga belum tentu," ujarnya ditemui di
Balaikota Jakarta, Senin (22/7/2013).
Jokowi juga membenarkan anggaran taktis itu naik ketimbang tahun pemerintahan sebelumnya. Namun, Jokowi menampik seringnya blusukan
menjadi penyebab naiknya anggaran tersebut. Ada penyesuaian anggaran
dari tahun ke tahun yang menyebabkan anggaran tersebut menjadi naik.
"Anggaran
itu persentase dari pendapatan. Karena pendapatan masyarakat DKI
meloncat 25 persen, jadi anggaran itu naik juga," lanjut Jokowi.
Jokowi menegaskan, isu negatif yang menerpa dirinya tersebut tak membuatnya berhenti blusukan. Jokowi mengaku lebih baik fokus kepada masalah-masalah yang menumpuk di Kota Jakarta ini.
Sebelumnya, diberitakan, Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) memaparkan anggaran blusukan
di tahun 2013 Gubernur DKI Jakarta Jokowi dan wakilnya, Basuki Tjahaja
Purnama, mencapai Rp 26,6 miliar lebih. Jumlah itu ternyata lebih banyak
dibanding Gubernur dan Wakil Gubernur sebelumnya, Fauzi Bowo-Prijanto.
Anggaran blusukan
Fauzi Bowo saat itu hanya mencapai Rp 17,6 miliar per tahunnya.
Anggaran tersebut berasal dari APBD 2012. Biaya tersebut masuk dalam
belanja penunjang operasional. Dengan jumlah tersebut, antara Jokowi dan
Foke terdapat selisih anggaran blusukan sebesar Rp 9 miliar.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar