Peneliti politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Syamsuddin
Haris, mengatakan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri
kemungkinan mempengaruhi sikap Presiden Joko Widodo. Alasannya,
misalnya, kenapa Jokowi sulit mencabut pencalonan Budi Gunawan sebagai
Kapolri kendati sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi.
"Saya menduga Jokowi sudah di-fait accompli oleh Mega supaya mengajukan Budi Gunawan,” ujar Syamsuddin, Rabu, 14 Januari 2015.
Indikasi pengaruh Mega itu, tutur Syamsuddin, terlihat dari upaya PDIP
memuluskan pencalonan Budi. Sedangkan Jokowi sebenarnya sudah mendengar
sejumlah masukan tentang kasus rekening gendut yang menjerat Budi. "Ada
kemungkinan Jokowi tak sanggup menolak."
Jokowi, tutur
Syamsuddin, sulit menghindar dari pengaruh Mega lantaran tak memiliki
kekuatan politik. Di internal PDIP, Jokowi tak memiliki pengaruh dan
jabatan strategis. Dalam politik nasional, PDIP saat ini juga bukan
partai yang punya dukungan dominan. “Memang, sebagai presiden, Jokowi
dihadapkan pada situasi sulit,” katanya.
Dari catatan Tempo,
setidaknya ada dua indikasi Jokowi belum bisa mengambil keputusan tegas
dan cepat setelah KPK menetapkan Budi sebagai tersangka pada 13 Januari
2015.
1. Lamban menentukan sikap
Presiden
Jokowi berencana membahas nasib Budi Gunawan pada Selasa malam, 13
Januari 2015, seperti yang diungkapkan Menteri Sekretaris Negara
Pratikno. Ia menjelaskan pula soal reaksi Presiden setelah KPK
mengumumkan Budi Gunawan menjadi tersangka kasus rekening gendut pada
Selasa siang.
“Beliau kaget. Tentu saja ini harus direspons
karena, KPK sudah menetapkan (Budi sebagai tersangka),” ujar Pratikno di
Istana Negara, Selasa sore, 13 Januari 2015.
Rupanya, rencana
rapat malam itu diurungkan. Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto
menuturkan rapat soal rekomendasi Komisi Kepolisian Nasional setelah
Budi ditetapkan sebagai tersangka baru dilaksanakan keesokan harinya.
Malam itu, kesibukan justru terlihat di rumah Megawati di Jalan Teuku
Umar, Jakarta. Sejak pukul 17.37 hingga 19.00 WIB, tiga orang petinggi
partai menyambangi rumah Megawati. Di antaranya, Ketua Umum Partai
Keadilan dan Persatuan Indonesia Sutiyoso. Keluar-masuk mobil di rumah
itu bahkan berlangsung hingga dinihari.
2. Menunggu rapat paripurna DPR
Walau
berencana membahas soal Budi Gunawan sejak Rabu pagi, 14 Januari 2015,
Presiden tak kunjung mengeluarkan penjelasan yang ditunggu publik
mengenai sikap Istana. Hal ini terdeteksi lewat pernyataan Ketua Umum
Partai NasDem Surya Paloh setelah bertemu dengah Presiden di Istana pada
Rabu siang.
Surya mengatakan tetap menyokong pengajuan calon
Kepala Polri oleh Presiden. "Bukan Budi Gunawan-nya, tapi saya mendukung
tatanan sistem ketatanegaraan kita. Bukan personel atau pribadi siapa
pun," ujar Surya di Istana Negara, Rabu, 14 Januari 2015.
Adapun Presiden Jokowi baru menggelar jumpa pers sehabis Maghrib dan
menyatakan masih menunggu lagi sidang paripurna DPR pada Kamis, 15
Januari 2015. [tempo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar