Tak hanya di the New York Times,
gaya blusukan yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dengan mendekati langsung ke
tempat-tempat yang menjadi sumber masalah di Jakarta juga mendapat
perhatian di media Jepang.
Salah satu koran terkemuka di Jepang, Asahi Shimbun, membahas
gebrakan Jokowi dalam artikelnya di halaman 2 edisi yang terbit 31 Juli
2013 lalu. Di artikel tersebut, Asahi Shimbun menyoroti sepak terjang
Jokowi yang akan menormalisasi sungai.
Sebut koran tersebut, ada 4 sungai yang akan menjadi prioritas
Jokowi mengatasi masalah banjir di Ibu Kota. Juni lalu, Jokowi meninjau
Sungai Pesanggrahan yang mengalir sepanjang Jakarta Timur dan Selatan.
Jokowi berencana untuk melebarkan sungai tersebut. Namun, tidak
mudah karena masih banyaknya warga yang tinggal di bantaran sungai
tersebut. Banyak sampah plastik dan sampah besar yang mengapung di
sungai tersebut.
Cara Jokowi mendekati warga agar mau pindah dari bantaran sungai
menjadi perhatian di artikel tersebut. Asahi Shimbun mengungkap komentar
salah seorang warga yang bakal terkena proyek tersebut.
"Ini
pertama kalinya Jokowi ke sini dan saya senang. Tapi kalau kami hanya
mendapat ganti rugi Rp 1,2 juta, gimana ya? Seharusnya sepuluh kali
lipat dari itu," kata Nurhayati, salah satu warga.
Lantas apa tanggapan Jokowi? "Yang penting kita langsung turun
dan berbicara dengan orang yang bersangkutan. Ini yang namanya 'street
democracy'. Masalahnya bagaimana kita meyakinkan warga," jawab Jokowi.
Itulah makna blusukan yang dilakukan Jokowi yakni berhubungan
langsung dengan sumber masalah. Untuk program ini, Jokowi memang belum
bisa membuktikan diri sanggup meyakinkan warga untuk pindah dari
bantaran sungai.
Bahkan, menurut Asahi Shimbun, kalaupun nantinya sungai-sungai
tersebut bisa dibenahi dan dinormalisasi, belum menjamin masalah banjir
teratasi.
Dilihat akar masalahnya, penyebab sungai meluap adalah karena
kurangnya kesadaran masyarakat untuk tidak seenaknya membuang sampah di
sungai. Jika sungai dibenahi, namun cara berpikir masyarakat tetap
seperti ini, bukan tidak mungkin banjir akan tetap terjadi.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar